Pengamat Nilai Positif Penerapan Skema Sliding Scale di Proyek Masela

Pengamat menilai positif penerapan skema sliding scale dalam kontrak bagi hasil cost recovery Blok Masela. Dengan skema ini, pemerintah bisa memperoleh bagi hasil lebih dari 50% bila investasi tak sebesar rencana yaitu sekitar US$ 19,8 miliar. Kontraktor juga diuntungkan dengan skema ini. 

Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, skema sliding scale merupakan skema yang menarik karena menguntungkan kedua pihak yaitu kontraktor migas dan pemerintah. Skema sliding scale dianggap mampu membuat proyek migas memiliki tingkat keekonomian yang menarik bagi kontraktor.

Ia pun menilai skema ini sangat wajar diterapkan dan bisa saja diterapkan untuk proyek migas lain. "Tergantung negosiasi dan kesepakatan antara investor dan negara saja," kata dia kepada katadata.co.id, akhir pekan lalu.

(Baca: Jokowi Sebut Blok Masela Cetak Investasi Terbesar Sejak RI Merdeka)

Menurut dia, skema yang digunakan dalam proyek migas memang seharusnya dibuat lebih fleksibel karena kebutuhan tiap lapangan atau proyek migas berbeda-beda. Dengan begitu, iklim investasi migas di Indonesia bisa lebih kompetitif dan menarik bagi para investor. 

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan juga mengatakan, skema sliding scale dalam proyek Masela menguntungkan semua pihak, baik itu kontraktor migas maupun Pemerintah. "Saya kira ini bisa menjadi pilihan untuk proyek-proyek dengan nilai besar di masa datang, karena dengan skema ini akhirnya proyek Masela bisa berjalan," ujar dia kepada katadata.co.id.

Ia pun menilai penggunaan skema sliding scale  dalam Blok Masela cukup memberi dampak positif bagi investasi hulu migas Indonesia. "Dampaknya saya kira akan cukup positif karena investor bisa mendapatkan kepastian terkait dengan bagi hasil," kata Mamit.