Rugi dalam Penyajian Ulang Laporan Keuangan 2018, Saham Garuda Merosot
Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) turun pada perdagangan hari ini, Jumat (26/7). BUMN penerbangan itu tercatat rugi US$ 175 juta atau setara Rp 2,4 triliun (kurs: Rp 13.995 per dolar) dalam penyajian ulang (restatement) laporan keuangan tahun buku 2018.
Hingga pukul 10.15 WIB harga saham Garuda tercatat mengalami koreksi 1,01% ke level Rp 392/unit.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), secara year to date, harga saham Garuda tercatat masih mengalami penguatan 31,54%. Namun, dalam sepekan terakhir, harga saham Garuda turun 2,97%.
Dalam materi paparan publik insidentil (Public Expose Insidentil) yang diunggah pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda tercatat mengalami kerugian tahun berjalan US$ 175 juta. Padahal, dalam laporan keuangan sebelumnya, Garuda mengantongi laba tahun berjalan senilai US$ 5 juta.
(Baca juga: Laporan Keuangan 2018 Dibuat Ulang, Garuda Rugi Rp 2,4 Triliun)
Dalam restatement, tercatat pula Pendapatan Lain-Lain Bersih mereka tahun lalu senilai US$ 38,9 juta. Sebelum disajikan ulang, Garuda mencatatkan Pendapatan Lain-Lain Bersih senilai US$ 278,8 juta. Artinya, ada selisih US$ 239,9 juta pada pos tersebut.
Angka itu sebesar nilai perjanjian kerja sama penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan yang ditandatangani oleh anak usaha Garuda Indonesia, yakni PT Citilink Indonesia dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata). Pendapatan dari Mahata tersebut nilainya sebesar US$ 239,94 juta.