Aprobi Sebut Bea Masuk Sawit dari Eropa Ganggu Ekspor Biodiesel

Rizky Alika
29 Juli 2019, 19:58
Biodiesel murni dan campuran solar dengan kadar 10 dan 20 persen.
Arief Kamaludin | Katadata
Biodiesel murni dan campuran solar dengan kadar 10 dan 20 persen.

Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menilai Uni Eropa sengaja mengganggu ekspor biodiesel Indonesia dengan rencana pengenaan bea masuk anti-subsidi sebesar 8%-18%. Alhasil, jika kebijakan itu diterapkan, pelaku usaha akan kesulitan mengekspor produknya ke Eropa.

"Tidak bisa ekspor, susah dengan bea masuk 8-18%," kata Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan usai rapat koordinasi tentang Tax Biodiesel ke European Union di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (29/7).

Menurutnya, ekspor biodiesel akan sulit dilakukan dengan tarif yang ditetapkan Uni Eropa. Adapun batas tarif bea masuk biodiesel yang bisa ditoleransi menurut asosiasi sekitar 5%. Karena itu, dia berharap tarif ekspor bisa diturunkan. 

(Baca: Pemerintah Tuding Eropa Pakai Strategi Terstruktur Serang Biodiesel RI)

Ada pun, beberapa perusahaan yang dikenakan bea masuk anti-subsidi, menurutnya sudah memberikan tanggapan kepada pihak Uni Eropa. Hal ini diharapkan dapat meringankan tarif beea masuk yang dikenakan kepada perusahaan.

Dalam proposalnya, Uni Eropa akan mengenakan tarif bea masuk sementara untuk eksportir Indonesia dengan besaran yang berbeda-beda. PT Ciliandra Perkasa dikenakan tarif 8%, PT Intibenua Perkasatama dan PT Musim Mas (Musim Mas Group) 16,3%, serta PT Pelita Agung Agrindustri dan PT Permata Hijau Palm Oleo (Permata Group) 18%.

Kemudian, PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Wilmar Bioenergi Indonesia (Wilmar Group) sebesar 15,7%. Sedangkan perusahaan lainnya dikenakan bea masuk 18%.

Hambatan Ekspor

Pemerintah tengah berupaya memberikan pembelaan dan melakukan pendekatan melalui jalur diplomasi untuk menghadapi masalah yang terbaru.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...