Perpaki Soroti Industri Arang Kelapa Tak Dapat Perhatian Pemerintah

Rizky Alika
30 Juli 2019, 06:20
Ilustrasi pohon kelapa.
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ilustrasi pohon kelapa.

Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Arang Kelapa Indonesia (Perpaki) Yogi Abimanyu menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap industri arang kelapa di Indonesia. Dia mengkawatirkan industri briket akan semakin sulit seiring meningkatnya pasar ekspor. Saat ini ekspor arang kelapa terus meningkat hingga 4% per tahun. 

"Jadi kalau tidak intervensi hingga 2032, semua arang kelapa akan diekspor," kata Yogi di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (30/7). Akibatnya, dia menambahkan, industri briket arang tempurung kelapa dapat semakin mahal di dalam negeri. Terlebih lagi, industri briket belum banyak di Indonesia.

Apalagi ekspor arang kelapa selama ini masih sebatas ekspor komoditas, belum menyentuh industri olahan arang kelapa yang bernilai tambah. Padahal bila diolah, industri ini dapat menikmati nilai tambah hingga dua kali lipat.

Adapun, harga arang kelapa di Jakarta mencapai Rp 6.000 per kilogram. Sementara, hasil olahan berupa briket arang tempurung kelapa dapat dijual hingga Rp 14.000 per kilogram. Perpaki pun berharap pemerintah dapat mendorong usaha briket skala rakyat untuk menumbuhkan industri briket.

(Baca: Kementan Dorong Ekspor Produk Turunan Kelapa)

Selain itu, pasokan arang kelapa dapat diserap secara maksimal di dalam negeri. Saat ini, produksi arang kelapa nasional mencapai 800 ribu hingga 1 juta ton per tahun. Sementara, penyerapan arang kelapa oleh industri briket baru mencapai setengah dari total produksi.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...