Harga Turun, PLN Akhirnya Ambil Tambahan Lima Kargo LNG
Perusahaan Listrik Negara (PLN) memutuskan untuk menyerap lima kargo gas alam cair (LNG) tambahan tahun ini. Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Arief Setiawan Handoko mengatakan, turunnya harga LNG membuat PLN memutuskan untuk menambah penggunaan LNG.
Sebelumnya, PLN hanya mampu menyerap enam kargo LNG dari 17 kargo yang telah dipesan di awal tahun. Dengan penambahan lima kargo LNG tersebut, total penyerapan LNG oleh PLN hingga saat ini mencapai 11 kargo.
(Baca: PLN Kurangi Pesanan, Pasokan LNG Kelebihan 11 Kargo)
Biarpun begitu, masih ada enam kargo LNG yang belum diserap PLN. Arief menyebut satu kargo sudah dijual ke PT Pertamina Gas (Pertagas), satu kargo dijual ke PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan satu kargo lagi dijual ke BP Singapura. "Ada tiga kargo yang harus dipangkas," kata Arief saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (30/7).
Sebelumnya, Arief menyebut Keputusan Menteri ESDM yang mengharuskan PLN memprioritaskan penggunaan gas pipa ketimbang LNG telah membuat penyerapan LNG tidak maksimal. Pembatalan kargo LNG oleh PLN pun langsung mempengaruhi capaian lifting gas nasional.
(Baca: PLN Tingkatkan Penggunaan Gas PGN Untuk Pembangkit Listrik)
SKK Migas mencatat realisasi lifting migas sepanjang semester I-2019 sebesar 5.913 juta kaki kubik (MMscfd) atau hanya 84% dari target APBN 2019 sebesar 7.000 MMscfd. Realisasi lifting gas sepanjang semester I 2019 juga lebih rendah dari realisasi lifting gas tahun lalu sebesar 6.379 MMscfd.
Untuk realisasi ekspor LNG hingga April 2019 sudah mencapai 35,9 kargo. Rinciannya, sebanyak 18,2 kargo berasal dari Bontang dan sebanyak 17,7 kargo dari Tangguh.
Sedangkan realisasi LNG untuk domestik hanya sebanyak 17,3 kargo. Kargo tersebut diambil dari Bontang sebanyak 10,7 kargo dan Tangguh sebanyak 6,6 kargo.
(Baca: Lifting Migas Masih Anjlok, Pemerintah Soroti Kinerja Pertamina )