Jusuf Kalla: Investasi Energi Fosil Murah Tapi Biaya Operasinya Mahal

Image title
1 Agustus 2019, 10:49
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) (biru) memberikan paparan saat pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di Gedung Nusantara 2, ICE BSD,  Tangerang,  Banten (18/7/2019).
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) (biru) memberikan paparan saat pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di Gedung Nusantara 2, ICE BSD,  Tangerang,  Banten (18/7/2019).

Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menyoroti perkembangan energi yang semakin bergeser ke arah energi terbarukan karena saat ini dunia mulai memikirkan dampak lingkungan dari energi fosil. Indonesia diharapkan bisa mulai meninggalkan ketergantungannya terhadap bahan bakar fosil.

Ia tidak menampik bahwa untuk mengembangkan energi terbarukan membutuhkan biaya investasi yang tinggi dibandingkan energi fosil. Namun, biaya operasi energi fosil lebih tinggi. Misalnya saja untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) harus mengeluarkan biaya penanganan emisi. 

"Kalau pembangkit hanya bisa dibangun di dekat sumbernya. Tapi kalau fosil selama ada pantai bisa dibikin PLTU. Tetapi biaya lingkungannya mahal," kata pria yang akrab dipanggil JK ini di Jakarta, Rabu (31/7).

Menurut JK, saat ini pemerintah telah berusaha memikirkan agar Indonesia bisa mulai meninggalkan ketergantungannya terhadap bahan bakar fosil. "Kita tidak bisa menghindari batu bara. Tapi akan diubah," ujarnya. Nantinya, dia menambahkan, pembangkit listrik tenaga batu bara hanya akan ada di Kalimantan (tambang batu bara).

(Baca: Kejar Target Bauran Energi 23%, Kementerian ESDM Susun Peta Jalan)

Adapun sektor energi saat ini sudah menjadi fokus kebijakan politik dunia. Tidak seperti pada 74 tahun lalu, pada saat harga minyak hanya berada di level US$ 1,70 per barel. Lalu 20 tahun kemudiam naik menjadi  US$ 174 per barel.

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...