Dapat Investasi, Startup Logistik Asal Malaysia Bakal Masuk Indonesia

Desy Setyowati
8 Agustus 2019, 11:55
CEO AllSome Fulfillment Liu Yi Shu dan CTO AllSome Fulfillment Ng Yi Ying. AllSome Fulfillment bakal masuk ke Indonesia.
East Ventures
CEO AllSome Fulfillment Liu Yi Shu dan CTO AllSome Fulfillment Ng Yi Ying. AllSome Fulfillment bakal masuk ke Indonesia.

Startup pengemasan dan pengiriman barang asal Malaysia, AllSome Fulfillment mendapat pendanaan tahap awal (seed funding) US$ 1,94 juta atau sekitar Rp 27,7 miliar. Perusahaan di bidang logistik itu pun berencana masuk ke Indonesia.

Pendiri sekaligus CEO AllSome Fulfillment Liu Yi Shu mengatakan, pasar e-commerce Asia Tenggara sama menjanjikan dengan Tiongkok. Pertumbuhannya memang cepat, namun Shu juga melihat ada banyak tantangan.

Negara-negara di regional punya wilayah yang terpisah-pisah. Indonesia misalnya, terdiri dari banyak pulau. “Karena itu, pasar ini membutuhkan solusi logistik rasa lokal yang efektif, agar bisa memenuhi kebutuhan akan pergerakan barang yang cepat sembari menawarkan fleksibilitas,” katanya dalam siaran pers, Kamis (8/8).

Dengan adanya tambahan modal itu, AllSome Fulfillment akan ekspansi ke Indonesia. Shu menilai, potensi pasar e-commerce Indonesia cukup besar. Berdasarkan riset Google dan Temasek memperkirakan bahwa pasar bisnis ini di Tanah Air bisa mencapai US$ 53 miliar atau sekitar Rp 753 triliun pada 2025.

(Baca: Prospeknya Cerah, Bisnis Logistik Diprediksi Tumbuh Lebih 30% di 2020)

Shu merupakan warga negara Tiongkok. Ia mendirikan AllSome Fulfillment bersama Ng Yi Ying pada tahun lalu. Ying berkewarganegaraan Malaysia, dan pernah berprofesi sebagai konsultan SAP di negaranya. Sedangkan Shu sempat bekerja di Amazon Tiongkok.

Keduanya menilai bahwa transaksi jual beli lintas negara punya potensi besar. Mereka pun memulai bisnis pertamanya sebagai pedagang online, yang membawa beragam produk asal Tiongkok ke Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Selama menjalankan bisnisnya itu, keduanya menghadapi tantangan logistik. Ying mencatat, biaya pengiriman barang lintas negara bisa mencapai 45% dari harga asli produk. Prosesnya pun berbelit-belit. Alhasil, 30% dari barang yang dipesan pelanggan terkirim ke alamat yang salah atau rusak.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...