IHSG Naik Dua Hari Berturut, Saham Garuda Indonesia Terbang Tinggi

Happy Fajrian
8 Agustus 2019, 18:42
Ilustrasi pesawat Garuda di hanggar GMF. Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Kamis (8/8) melanjutkan tren positifnya dengan kenaikan 1,14% ke level 6.274,67. Saham Garuda Indonesia pun bergerak seiring dengan kenaikan IHSG dan naik 17,44% menjadi
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi pesawat Garuda di hanggar GMF. Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Kamis (8/8) melanjutkan tren positifnya dengan kenaikan 1,14% ke level 6.274,67. Saham Garuda Indonesia pun bergerak seiring dengan kenaikan IHSG dan naik 17,44% menjadi Rp 505 per saham.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Kamis (8/8), kembali mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan, melanjutkan laju kenaikannya pada perdagangan Rabu (7/8) sebesar 1,38%. IHSG hari ini ditutup dengan kenaikan sebesar 70,48 poin atau 1,14% ke level 6.274,67.

Salah satu saham yang mereguk untung besar dari berbalik naik atau rebound-nya IHSG selama dua hari perdagangan ini yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Saham maskapai pelat merah ini selama dua hari terakhir ini terbang 32,19%, dari Rp 382 per saham pada Selasa (6/8), menjadi Rp 505 pada penutupan hari ini.

Kemarin, Rabu (7/8) saham perusahaan berkode emiten GIAA ini naik 12,56% dari Rp 328 per saham menjadi Rp 430 per saham. Sedangkan hari ini, GIAA tercatat naik 17,44% ke level Rp 505 per saham

Kinerja emiten penerbangan ini sepanjang 2019 cukup fluktuatif. Mengawali tahun ini dari posisi Rp 290 per saham, saham GIAA sempat terbang hingga ke level Rp 630 per saham pada awal Maret 2019. Namun setelah itu harga saham ini terus meluncur turun.

(Baca: Rugi dalam Penyajian Ulang Laporan Keuangan 2018, Saham Garuda Merosot)

Turunnya harga saham Garuda salah satunya karena polemik laporan keuangan tahun buku 2018 yang dipoles sehingga tercatat membukukan keuntungan hingga US$ 5,01 juta atau sekitar Rp 70,76 miliar. Bahkan saham Garuda sempat anjlok hingga 7,58% dalam sehari.

Keuntungan tersebut didorong oleh piutang usaha dari kerjasama pengadaan layanan konektivitas dalam penerbangan dengan PT Mahata Aero Teknologi senilai US$ 239,94 juta yang telah diakui sebagai pendapatan tahun buku 2018. Padahal Garuda belum menerima pembayaran dari Mahata sepeserpun.

Berdasarkan hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan, terbukti bahwa laporan keuangan Garuda Indonesia telah direkayasa. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mewajibkan Garuda untuk menyajikan ulang laporan keuangannya.

Berdasarkan laporan keuangan yang disajikan kembali, Garuda tercatat membukukan kerugian sebesar US$ 175 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun sepanjang 2018. Akibatnya saham Garuda pun merosot hingga 2,97% dalam sepekan.

(Baca: Pendapatan Naik dan Efisiensi, Semester I Garuda Raih Laba Rp 339 M)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...