Harga Rumah Tipe Kecil Diramal Naik Paling Tinggi pada Kuartal III
Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (BI) memproyeksi harga rumah pada seluruh tipe meningkat pada kuartal III 2019. Kenatikan terutama terjadi pada rumah tipe kecil yang diperkirakan meningkat 1,82% secara tahunan.
Hal ini terindikasi dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial pada kuartal III 2019 sebesar 0,76% secara kuartalan, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 0,2%. Sedangkan secara tahunan, kenaikan harga properti residensial diproyeksi meningkat sebesar 1,82%.
"Kenaikan harga rumah terjadi pada semua tipe, dengan kenaikan tertinggi pada tipe rumah yang meningkat dari 0,37% (quartal to quartal/qtq) menjadi 0,76%," tulis Survei BI yang dipulikasikan pada Senin (12/8).
(Baca: Rumah DP Nol Rupiah Gelombang II Kembali Dibuka, Ini Syaratnya)
Adapun secara tahunan, rumah tipe kecil diperkirakan mengalami kenaikan harga sebesar 3,26%, lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya sebesar 2,8%. Kenaikan harga rumah tertinggi diperkirakan terjadi di kota Medan.
Kondisi kenaikan pertumbuhan harga rumah pada kuartal ini berbanding terbalik dibanding kuartal sebelumnya yang mengalami perlambatan.
Survei BI mencatat Indeks Harga Properti Reseidensial (IHPR) pada kuartal II 2019 hanya tumbuh 0,2% (secara kuartal), melambat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 0,49%. Sedangkan secara tahunan, kenaikan harga properti residensial juga melambat dari 2,04% pada kuartal sebelumnya menjadi 1,47%.
(Baca: BTN dan Bank Mandiri akan Gelar RUPSLB Akhir Agustus 2019)
Perlambatan kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, dengan perlambatan paling dalam pada tipe rumah kecil.
Hasil survei juga menunjukkan penjualan properti pada kuartal II 2019 menurun 15,9% dibanding kuartal sebelumnya. Penurunan penjualan terutama terjadi pada tipe rumah kecil sebesar 23,48% dibanding kuartal sebelumnya dan tipe rumah menengah 24,56%. Di sisi lain, rumah penjualan tipe besar justru meningkat 24,56% dibanding kuartal sebelumnya.
Berdasarkan survei, sebagian besar responden menyebut penurunan penjualan rumah disebabkan oleh melemahnya daya beli, tingginya harga rumah, dan suku bunga KPR yang cukup tinggi.