Ekonom Proyeksi Neraca Perdagangan Juli Defisit US$ 520 Juta
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data neraca perdagangan Indonesia Juli, pada hari ini (15/8). Ekonom memperkirakan, neraca ekspor-impor bulan lalu defisit hingga US$ 520 juta.
Ekonom Permata Bank Josua Pardede memprediksi, laju ekspor turun 15,74% dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy). Begitu pun dengan impor diperkirakan turun 22,14% yoy. "Neraca perdagangan diperkirakan defisit U$520 juta,” katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (15/8).
Josua menjelaskan, lemahnya harga komoditas seperti batubara dan karet alam berdampak pada penurunan ekspor. Padahal, aktivitas perdagangan sudah kembali normal pasca-libur lebaran pada Juni lalu.
Ia mencatat, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) memang naik sepanjang Juli. Namun, kenaikannya terbatas. Begitu pun dengan volume ekspornya. "Volume ekspor terbatas ini terindikasi dari aktivitas manufaktur (PMI manufaktur) dari mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan global," katanya.
(Baca: Neraca Dagang Juli Diprediksi Defisit, Kurs Rupiah Dibuka Melemah)