Pisah Era SBY, Kementerian Perdagangan Digabung Industri Masa Jokowi?

Sorta Tobing
16 Agustus 2019, 17:39
kementerian perindustrian dan perdagangan digabung, sejarah kementerian perindustrian dan perdagangan
ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengikuti rapat terbatas persiapan KTT Asean dan KTT G20 di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (19/6/2019). Presiden Jokowi dikabarkan akan menggabung Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan pada periode kedua pemerintahannya.

Sudah 15 tahun Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan berpisah. Tahun ini, sepertinya keduanya akan bergabung kembali.

Pada saat pertemuan dengan para pemimpin redaksi dua hari lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal akan mengubah pos menteri agar sesuai dengan kebutuhan pemerintahannya di periode kedua. Saat ini susunan kabinet periode 2019-2024 sudah rampung.

Ia menyebut pos baru di kabinetnya, yakni Kementerian Investasi dan Kementerian Ekspor. "Semula ada kementerian ekspor. Tapi kemudian dalam prosesnya kemungkinan akan digabungkan menjadi Kementerian Luar Negeri dan Ekspor," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (14/8).

(Baca: Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti Dianggap Layak Jadi Menteri 2 Periode)

Nah, bocoran akan bersatunya kembali Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan datang dari Kepala Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi. “Saya dengar itu, perdagangan dan industri yang akan diini (digabung),” katanya usai menerima penghargaan Bintang Mahaputera Maraya di Istana Negara, Jakarta, kemarin, seperti dikutip dari Tempo.co.

Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri sebelumnya sempat mengusulkan agar dua kementerian itu digabung. Tujuannya, agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan, terutama perihal impor.

Pasalnya, pengusaha kerap mengalami dilema dengan aturan yang berlaku di negara ini karena saling bertentang. “Sudah saatnya digabung kembali,” kata Faisal dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari Antara.

Ia menyarankan agar posisi di dua kementerian itu tidak diisi oleh kalangan politik untuk menghindari kepentingan pihak tertentu. Kinerja keduanya jadi tidak maksimal karena kerap dipimpin politikus.

(Baca: Sandiaga Uno Apresiasi Jokowi yang Ingin Bentuk Kementerian Investasi)

Usulan ini mendapat dukungan dari kalangan pengusaha. “Saya setuju karena kadang-kadangan kebijakannya tidak bisa dipisahkan arahnya. Selama ini ada hal yang kadang satu kanan, satu kiri,” Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi Lukman.

Terkait sosok yang pantas mengisi kursi itu, ia menyerahkannya kepada Presiden Jokowi. “Tidak harus politisi, pengusaha, atau akademisi. Kalau bagus, silakan,” kata dia.

Sejarah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan

Penggabungan kedua kementerian itu sebenarnya bukan hal baru. Saat awal kemerdekaan, kabinet presidensial menggabungkan sektor industri dan perdagangan di bawah Kementerian Kemakmuran. Menteri pertamnya yaitu Soerachman Tjokroadisoerjo.

Masa jabatannya hanya sebentar dari 19 Agustus sampai 14 November 1945 karena sistem pemerintahan diganti parlementer. Selanjutnya, Darmawan Mangoenkoesoemo terpilih sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian pada Kabinet Sjahrir II pada 12 Maret sampai 2 Oktober 1946.

Saat Kabinet Sjahrir III, dua sektor itu kembali di bawah Kementerian Kemakmuran. Kondisi ini terus berlangsung hingga pada Kabinet Natsir dari 6 September 1950 sampai 27 April 1951. Ketika itu Kementerian Perdagangan dan Perindustrian akhirnya terbentuk. Menterinya adalah Djoeanda.

Setelah itu, pada 6 September 1950 sampai 27 April 1951, kementerian ini dipimpin oleh Soemitro Djojohadikoesoemo. Usianya kala itu baru 33 tahun. Soemitro merupakan ayah dari Ketua Umum Partai Gerindra dan juga calon presiden nomor urut 02 dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...