Susi Pudjiastuti, Menteri Nyentrik yang Paling Berpengaruh di Twitter

Image title
Oleh Abdul Azis Said
19 Agustus 2019, 09:51
Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan dalam sidang tahunan MPR RI sidang beraama DPR RI - DPD RI dalam sidang DPR RAPBN 2020 di gedung Nusantara 2, DPR, Jakarta Pusat (16/8).
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri Sidang Tahunan MPR RI di gedung Nusantara 2, DPR, Jakarta Pusat (16/8).

Susi Pudjiastuti selalu tampil nyetrik dengan berbagai gayanya saat tampil di hadapan publik. Ia bisa tampil anggun saat melenggang di atas panggung fashion show namun juga bisa santai saat bertemu dengan para nelayan.

Wanita kelahiran Pangandaran ini muncul dengan berbagai kebijakan yang tak biasa. Salah satunya adalah penenggelaman kapal nelayan ilegal yang tertangkap mencuri ikan di perairan Indonesia.

Susi juga sangat lekat dengan istilah 'Tenggelamkan!' karena kebijakannya itu. Sejumlah meme yang beredar di media sosial kerap kali menggunakan sosok Susi dengan seruan tersebut. Indonesia Indicator (I2) menyebut Susi sebagai menteri yang paling berpengaruh di media sosial Twitter.

Saat ini, akun Twitter Susi memiliki 1 juta pengikut. Susi menempati urutan pertama dari 10 menteri yang paling banyak disebut warganet. Ada 653.052 cuitan yang menyebut nama Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut.

"Di mata netizen, Susi Pudjiastuti dan Sri Mulyani merupakan sosok menteri yang berkarakter, bukan hanya mumpuni atau berkompeten dalam bidangnya, yang ditunjukkan dengan kemampuannya menjadi pemimpin, tetapi juga komunikator yang baik," ungkap Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang.

(Baca: Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti Dianggap Layak Jadi Menteri 2 Periode)

Penenggelaman Kapal Pencuri Ikan

Kebijakan Susi menenggelamkan kapal nelayan asing yang masuk ke wilayah laut Indonesia sempat memicu ketegangan hubungan diplomasi antara Indonesia dan Vietnam. Selama 2018, terdapat 83 kapal milik nelayan Vietnam yang ditenggelamkan Susi.

Selain Vietnam, banyak nelayan negara lain yang ikut terjaring patroli. Kebanyakan berasal dari negara-negara yang berbatasan laut dengan Indonesia, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand. Berdasarkan Laporan Kinerja Kementerian KKP 2018, terdapat 488 kapal nelayan ilegal yang sudah ditenggelamkan Susi sejak 2014. Jumlah tertinggi adalah kapal nelayan ilegal milik Vietnam sebanyak 272 kapal, disusul 90 kapal nelayan Filipina.

Kebijakannya itu rupanya berdampak terhadap peningkatan pendapatan rata-rata nelayan Indonesia yang terus meningkat sejak 2015 hingga 2018. Berdasarkan data laporan KKP 2018, nelayan memiliki rata-rata penghasilan Rp 1,9 juta setiap bulan pada 2015. Angka ini meningkat menjadi Rp 2,1 juta per bulan pada 2016 kemudian naik lagi menjadi Rp 2,2 juta pada 2017.

Pada 2018, pendapatan rata-rata nelayan sebesar Rp 2,4 juta per bulan. Tahun ini pertumbuhan rata-rata pendapatan nelayan ditargetkan hampir mencapai 100% menjadi Rp 4,3 juta.

Susi mendapatkan berbagai penghargaan atas kinerjanya. Salah satunya adalah Leaders for a Living Planet Awards dari organisasi pelestarian lingkungan World Wide Fund for Nature (WWF) International pada September 2016.

Susi juga menjadi salah satu dari 100 Pemikir Terbaik Dunia versi majalah Foreign Policy. Keberanian Susi memerangi pencurian ikan menjadi alasan pemberian penghargaan tersebut. Susi juga menerima penghargaan Peter Benchley Ocean Awards pada kategori kepemimpinan pada Mei 2017.

Meski begitu, kinerja Susi justru mendapat sorotan dari Menteri KKP periode 2001-2004 Rokhmin Dahuri. Ia menilai berbagai kebijakan Susi malah melemahkan pertumbuhan sektor ekonomi perikanan. Pertumbuhan ekonomi sektor perikanan melambat dari 7,89% pada 2015 menjadi 5,20% pada 2018.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang perkembangan ekspor ikan segar/dingin hasil tangkap Indonesia juga menunjukkan penurunan sejak 2013 hingga 2017. Dari 98.079 ton pada 2013 menjadi 53.982 ton pada 2017.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...