Lima Negara Jadi Penyumbang Terbesar Defisit Neraca Dagang Indonesia

Pingit Aria
24 Agustus 2019, 12:47
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (14/8/2019). Berdasarkan data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juni 2019, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus 200 juta dolar AS dengan nilai ekspor sebe
ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (14/8/2019). Berdasarkan data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juni 2019, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus 200 juta dolar AS dengan nilai ekspor sebesar 11,78 miliar dolar AS, sementara impor mencapai 11,58 miliar dolar AS.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, defisit neraca dagang pada Juli 2019 sebesar US$ 63,5 juta. Beberapa negara mitra dagang utama menyumbang defisit yang cukup besar bagi Indonesia.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, negara-negara mitra dagang seperti Tiongkok, Thailand, Jepang, Italia, dan Australia menyebabkan defisit nonmigas terbesar pada Juli 2019 dengan jumlah mencapai US$ 2,72 miliar.

Advertisement

Sebaliknya, Amerika Serikat, India, Filipina, Belanda, dan Malaysia menjadi negara mitra yang menyumbang surplus nonmigas terbesar pada Juli 2019 dengan jumlah mencapai US$ 2,38 miliar.

(Baca: Cerita Importir Produk Kerajinan Indonesia di Jepang)

Secara kumulatif, defisit neraca dagang selama Januari—Juli 2019 mencapai US$ 1,9 miliar. “Defisit tersebut disebabkan besarnya defisit pada neraca perdagangan migas yang mencapai US$ 4,9 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan nonmigas menyumbang surplus sebesar US$ 3,0 miliar,” kata Enggar, dikutip dari siaran pers, Jumat (23/8).

Ia menyatakan, secara kumulatif pada periode Januari—Juli 2019, ekspor nonmigas tercatat sebesar US$ 88,1 miliar atau turun 6,6% dibanding periode yang sama tahun 2018. Pelemahan ekspor terjadi di semua sektor.

Sektor migas adalah sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu turun 21,8% (YoY), sementara tahun sebelumnya meningkat 12,4% (YoY). Ekspor sektor pertambangan turun 17,1%, sementara tahun lalu naik 37,5%; sektor industri turun 4,3%, tahun lalu naik 6,9%; sektor pertanian turun 0,2 % (YoY), sementara tahun lalu juga turun 7,5%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement