Tiga PLTS Resmi Beroperasi, Daya Listrik NTB Capai 260 Ribu MW
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meninjau tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejak beroperasi komersil pada awal Juli 2019 lalu, tiga PLTS tersebut menambah daya listrik NTB sebesar 21 mega watt peak (MWp).
Dengan tambahan daya itu, NTB menjadi provinsi dengan pengoperasian PLTS terbesar. "Untuk sebuah sistem dengan sistem seperti Mataram kalau dibandingkan dengan total daya mampu yang ada, secara prosentase ini yang paling besar," ujar Jonan berdasarkan keterangan tertulis, Kamis (29/8)
Saat ini sistem kelistrikan Lombok memiliki daya mampu pasok sebesar 260,473 MW dengan beban puncak sebesar 233,188 MW. Ada pun cadangan daya di NTB mencapai 27,285 MW.
Ketiga PLTS yang dikelola pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) ini adalah PLTS Pringgabaya (7 MWp), PLTS Selong (7 MWp) dan PLTS Sengkol (7 MWp). PLTS tersebut mampu melistriki setara 19.605 rumah tangga pelanggan 900 VA.
(Baca: Tekan Emisi, Jokowi Diminta Gunakan Energi Terbarukan di Ibu Kota Baru)
Selain meningkatkan kapasitas pembangkit dari sumber energi terbarukan, biaya pokok pembangkitan dari PLTS juga menghasilkan potensi penghematan sebesar Rp 1.002,84 per-kWh jika dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
"Keuntungan menggunakan PLTS ini, pertama, mengurangi emisi gas buang atau polusi, mengurangi pemanasan global, efek rumah kaca dan sebagainya, kami kurangi dengan membuat listrik dari tenaga surya," kata Jonan.
Dalam peninjauan ke lokasi, Jonan juga didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah dan Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN (Persero) Djoko R. Abu Manan.
(Baca: 16 Proyek Rampung, Rasio Listrik Nusa Tenggara Naik 97,9%)
Di sisi lain, Gubernur NTB mengungkapkan terima kasih atas perhatian Menteri ESDM kepada Provinsi NTB, terutama terhadap pengembangan energi terbarukan.
"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Menteri ESDM, intensitas berkunjung ke NTB cukup tinggi. PLTS sekarang cepat sekali, dalam waktu 9 bulan sudah beroperasi, lebih cepat dibanding pembangkit lain seperti hidro dan sebagainya," ungkap Zulkieflimansyah.
Hadirnya investasi seperti proyek PLTS ini menunjukkan bahwa NTB ramah bagi investor. "Membuat lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Zulkieflimansyah.
(Baca: Sulit Dapat Energi Terbarukan, Perusahaan Berisiko Tinggalkan RI)