Pengamat: Masuknya Jaksa dan Polisi Jadi Pimpinan akan Lemahkan KPK

Image title
1 September 2019, 17:18
seleksi calon pimpinan kpk, kepolisian, jaksa
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK) Yenti Ganarsih (kanan) berbincang dengan anggota Pansel KPK Hendardi (kiri) sebelum menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (29/8/2019). Pansel KPK akan menyerahkan hasil seleksi 10 nama calon pimpinan KPK kepada Presiden Joko Widodo pada Senin, 2 September mendatang.

Pengamat Politik Nasional, Jeirry Sumampow mengkritik soal unsur jaksa dan kepolisian yang mengikuti seleksi calon pimpinan KPK. Pasalnya, meskipun mempunyai hak yang sama sebagai warga Indonsia, namun seharusnya dua lembaga ini didudukkan dengan konstruksi untuk memperkuat institusi KPK.

"Lembaga Kepolisian dan Jaksa kan selama ini tidak mampu memberantas korupsi makanya dibentuk KPK. Ini kok malah masuk KPK," ujarnya di sebuah diskusi dengan awak media di Jakarta, Minggu (1/9).

Di samping itu, ia juga menilai sejak dulu ada pelemahan secara sistematis yang tidak terlihat dengan cara memasukkan orang-orang tertentu ke dalam tubuh KPK, baik melalui staf maupun penyidik.

Maka dari itu, ia mengatakan memasukkan orang-orang sebagai Komisioner KPK harus dilihat dan dikaji kembali oleh panitia seleksi (pansel) calon pimpinan KPK.

(Baca: Calon Pimpinan KPK Kritik Operasi Tangkap Tangan, ICW: Calon Tak Paham)

"Pansel ini semestinya bekerja dengan spirit memperkuat KPK. Tidak boleh semata-mata menjalankan proses ini sebagai administrasi belaka," ujarnya.

Ia juga mengatakan jika pansel adalah representatif dari Presiden. Maka dari itu, ia mengharapkan dalam bekerja pansel harus menjalankan amanat yang sesuai dari Presiden. Bukan malah membuat Presiden sulit untuk menentukan pilihan. "Karena itu saya kira (pansel) tidak boleh resisten terhadap kritik masyarakat," jelasnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...