RI Mampu Jadi Pemain Fesyen Besar Dunia karena Produksi Bahan Ini

Rizky Alika
2 September 2019, 19:16
Fesyen, Industri, Tekstil.
ANTARA FOTO | Hafidz Mubarak A.
Jakarta Fashion Week 2019. Kadin sebut Indonesia bisa jadi pemain fesyen berkelanjutan besar dunia dengan bahan ramah lingkungan dan diproduksi lokal. Salah satunya dengan serat rayon.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia  mengatakan Indonesia mampu menjadi pemain besar industri fesyen dunia yang berkelanjutan dengan mengandalkan bahan baku yang telah diproduksi sendiri. Salah satu bahan baku yang dapat digunakan adalah viscose rayon atau serat rayon yang berasal dari pohon dan dapat terurai alami.

Saat ini, tren fesyen berkelanjutan semakin berkembang seiring dengan menggaungnya gerakan ramah lingkungan. Kondisi tersebut menuntut pelaku industri, termasuk tekstil untuk menyesuaikan bahan bakunya.

"Indonesia bisa menjadi pemain besar di segmen pasar sustainable fashion dengan memanfaatkan sumber bahan baku tekstil yang bisa diproduksi sendiri,” kata Shinta sebuah diskusi di Jakarta, Senin (2/9).

(Baca: Ancaman Produk Tiongkok ke Industri Tekstil Dalam Negeri)

Salah satu penghasil serat rayon adalah PT.  Asia Pacific Rayon (APR). Direktur APR Basrie Kamba mengatakan serat tersebut bersifat sejuk, nyaman, dan memiliki warna yang lebih cemerlang. Rayon juga  dapat digabung dengan bahan mentah tekstil lainnya seperti katun dan polyester.

Bukan hanya itu, serat rayon dapat diterapkan ke berbagai produk, seperti pakaian, kebutuhan rumah tangga, hingga alat kesehatan dan kecantikan. Terakhir, Basrie mengklaim produk ini dihasilkan dari pengelolaan lestari dan berkelanjutan. "Serat rayon kami bisa terlacak (pengelolaannya) serta sustainable," katanya.

(Baca: Tiga Merek Fesyen Indonesia Tampil di Toko Prancis)

Permintaan viscose rayon diperkirakan terus meningkat seiring bergaungnya tren sustainable fashion. Dari Fibre2fashion, konsumsi serat rayon pada tahun 2023 akan meningkat di Asia Pasifik. Potensi pertumbuhan tertinggi berada di Tiongkok sebesar 6,1%, diikuti India 7,2%, dan Indonesia 5,7%.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan pihaknya terus mengkaji tantangan industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Kemenperin juga akan membuka keran investasi sebagai substitusi impor.

"Kami mendorong penggunaan bahan baku tekstil yang bisa diproduksi dari dalam negerl seperti viscose rayon ini," katanya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...