Tensi Perang Dagang AS-Tiongkok Mereda, Rupiah Dibuka Menguat
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,1% menjadi Rp 14.440 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (6/9), berdasarkan data Bloomberg. Salah satu faktor pendorongnya adalah kekhawatiran pasar atas perang dagang AS dan Tiongkok mereda.
Vice President Monex Investindo Futures menjelaskan, kekhawatiran pasar terkait perdagangan mereda seiring berlanjutnya negosiasi AS dan Tiongkok. "Pelaku pasar pun kini kembali masuk ke aset berisiko," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (6/9).
Hal itu terlihat dari harga emas yang terkoreksi. Harga logam mulia ini turun dari sekitar US$ 1,534 menjadi US$ 1,506 per troy ons pada penutupan perdagangan kemarin (5/9) malam.
(Baca: Rupiah Menguat Tipis Terdorong Harapan Damai Dagang AS-Tiongkok)
Selain itu, mayoritas mata uang Asia masih terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,01%, dolar Singapura 0,01%, dolar Taiwan 0,05%, dan won Korea Selatan 0,39%. Begitu juga dengan rupee India 0,38%, ringgit Malaysia 0,07% dan baht Thailand 0,08%.
Semalam, Kementerian Perdagangan Tiongkok melaporkan perkembangan positif terkait negosiasi dagangnya dengan AS. "Keduanya akan bertemu di pertengahan September untuk membahas rencana negosiasi di awal Oktober," kata Ariston.
Karena itu, ia memperkirakan rupiah berpotensi menguat. Perkiraannya, mata uang Garuda bergerak ke area support Rp 14.080 per dolar AS, dengan resisten di kisaran Rp 14.200 per dolar AS.
Padahal, hubungan kedua negara tersebut sempat memanas awal pekan ini. Presiden AS Donald Trump misalnya, sempat membuat unggahan di Twitter yang menyatakan bahwa Tiongkok akan semakin sulit bernegosiasi dengan AS.
(Baca: Cuitan Trump Berpotensi Membuat Rupiah Tertekan Hari Ini)
Sedangkan tim-nya, kata dia, melakukan negosiasi dengan baik. “Apa yang akan terjadi pada Tiongkok ketika saya menang. Kesepakatan akan mendapat banyak kesulitan. Rantai pasok di Tiongkok akan hancur. Bisnis, pekerjaan dan uang akan hilang,” kata Trump melalui akun Twitter-nya @realDonaldTrump, beberapa waktu lalu (3/9) malam.
Lalu, Pemerintah Tiongkok mengajukan keluhan terhadap kebijakan tarif impor AS kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Senin (2/9).
AS mulai mengenakan tarif impor 15% kepada barang-barang asal Tiongkok pada Minggu (1/9). Tiongkok kemudian membalas dengan mengenakan tarif baru pada produk minyak mentah. Hal ini meningkatkan ketegangan perang dagang antara kedua negara.
(Baca: Trump Ingin Balas Lagi Tiongkok dengan Menggandakan Tarif)