Kemenhub: Gaspol dan Cyberjeck Tingkatkan Persaingan Antar Aplikasi

Cindy Mutia Annur
10 September 2019, 16:32
kemenhub, industri ride hailing, gojek, grab, cyberjek, gaspol, transportasi online
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sejumlah ojek online menunggu penumpang di kawasan Pinang Ranti, Jakarta Timur (25/3). Kementerian Perhubungan menyambut positif kehadiran dua pemain baru di industri ride hailing di Indonesia, yakni Gaspol dan Cyberjek. Kehadiran dua aplikasi transportasi online ini dinilai bisa meningkatkan persaingan yang sehat di industri ini.

Kementerian Perhubungan (Kemehub) menyambut baik kedatangan para pemain baru di industri ride hailing, seperti yang teranyar Gaspol dan Cyberjeck. Pasalnya, kehadiran kedua aplikasi tersebut dianggap turut meningkatkan persaingan sehat antar aplikasi serupa.

Direktur Angkutan Jalan dan Multimoda Kemenhub Ahmad Yani mengatakan, kementeriannya mendukung kehadiran dua aplikasi ride hailing asal Depok tersebut. Yani meyakini bahwa Gaspol dan Cyberjeck dapat mewarnai bisnis industri ride hailing yang saat ini masih dikuasai oleh dua pemain besarnya yakni Gojek dan Grab.

"(Kehadiran mereka) ini meningkatkan persaingan antar aplikasi yang ada. Jadi semoga ini menambah semarak dan semangat pelayanan transportasi online," ujar Yani saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Selasa (10/9).

Adapun Gaspol dimiliki oleh PT Gaspol Angkasa Surya yang merupakan singkatan dari Gerakan Anti Susah Pengemudi Online. Manajemen mengklaim bahwa perusahaan telah beroperasi sejak Juli lalu, dan saat ini telah memiliki sekitar 6 ribu mitra pengemudi yang bergabung di wilayah Jabodetabek, Bali, Lampung, Pontianak, dan Surabaya.

(Baca: Gaspol dan Cyberjek, Dua Penantang Terbaru Gojek dan Grab)

Sedangkan, hingga saat ini jumlah pengguna aktif di aplikasinya tercatat sudah mencapai 14 ribu pengguna. Untuk jumlah pengunduh aplikasinya mencapai lebih dari 10 ribu di Google Play Store.

General Manager Gaspol Tedy Loning menjelaskan, skema bisnis Gaspol berbeda dengan aplikasi lainnya seperti Gojek dan Grab. Perusahaan tidak menentukan potongan untuk aplikator sebesar 20% secara langsung namun dibagi dalam beberapa bagian, termasuk bonus 2% per perjalanan kepada mitra driver.

"Skemanya (bisnis), terdiri dari 2% untuk tabungan mitra driver, 7% untuk bonus mereka, dan 11 % untuk aplikasi," ujar Tedy saat dihubungi Katadata, Senin (9/9). Tedy menambahkan, bonus sebesar 2 % per perjalanan akan diberikan kepada mitra drivernya per minggu dan per bulan.

"Ini (skema) menarik karena bertujuan agar mereka (mitra driver) punya tabungan bulanan untuk keluarganya. Sedangkan, ojek online sebelah tidak ada (skema seperti ini)," ujarnya.

(Baca: Keluhan Driver Gojek-Grab dan Masuknya Pesaing Baru)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...