Sesi Pertama, Saham-Saham Telekomunikasi Kompak Bergerak Naik
Saham emiten telekomunikasi pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (10/9), kompak bergerak naik di tengah indeks harga saham gabungan (IHSG) yang naik tipis 0,05% ke posisi 6.329,07. Saham-saham tersebut bergerak naik karena beberapa alasan teknikal dan fundamental.
Saham PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) pada penutupan perdagangan sesi pertama, tercatat naik hingga 24,44% menjadi berada di harga Rp 336 per saham. Saham ini ditransaksikan dengan volume 74,8 juta saham dan dengan nilai Rp 23,78 miliar. Saham TELE tercatat naik 37,7% dalam sepekan perdagangan di pasar saham.
Saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga ditutup naik pada perdagangan sesi pertama hingga 11,72% menjadi berada di harga Rp 162 per saham. Saham ini ditransaksikan dengan volume 392,16 juta saham dan dengan nilai Rp 61,43 miliar. Saham FREN tercatat naik 37,29% dalam sepekan perdagangan di pasar saham.
Menurut Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, kedua emiten tersebut secara teknikal memang akan bergerak naik karena sudah sangat jenuh jual (oversold). "Sehingga terjadilah fase akumulasi," kata Nafan kepada Katadata.co.id, Selasa (10/9).
(Baca: Axiata Batal Merger dengan Operator Asal Norwegia, Telenor)
Selanjutnya saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang pada penutupan perdagangan sesi pertama, tercatat naik hingga 5,18% menjadi berada di harga Rp 3.459 per saham. Saham ini ditransaksikan dengan volume 13,74 juta saham dan dengan nilai Rp 47,88 miliar. Namun, saham EXCL tercatat turun 1,43% dalam sepekan ini.
Saham EXCL yang tercatat naik ini, menurut Nafan tidak terlepas dari kinerja perusahaan di semester I 2019 lalu yang mengantongi laba bersih Rp 282,3 miliar. Catatan tersebut membaik setelah pada periode yang sama tahun lalu (yoy), perusahaan yang telekomunikasi ini rugi Rp 81,7 miliar.
Selain itu beredar kabar, induk perusahaan EXCL asal Malaysia yaitu Axiata Group Bhd. tengah menjajaki kombinasi bisnis operasional telekomunikasi di Indonesia dengan perusahaan asal Hong Kong yaitu CK Hutchison Holdings Ltd. Dikutip dari Bloomberg, secara informal Hutchison berencana melakukan kombinasi biisnis nirkabel dengan anak usaha Axiata di Indonesia yaitu EXCL.
Namun, Nafan menilai rencana kerja sama tersebut bukanlah sentimen yang mempengaruhi kinerja saham EXCL pada hari ini. "Sebab dari awal Januari 2019 hingga sekarang, pergerakan harga saham EXCL masih uptrend," kata Nafan. Tercatat, secara year to date (ytd), saham EXCL hingga perdagangan sesi pertama telah naik 74,24%.
(Baca: Pendapatan Naik, Rugi Indosat Susut 52% pada Semester I-2019)
Lalu, saham PT Indosat Tbk (ISAT) tercatat naik 1,72% menjadi berada di harga Rp 3.540 per saham pada penutupan perdagangan sesi pertama. Saham ini ditransaksikan dengan volume 1,14 juta saham dan dengan nilai Rp 4 miliar. Saham ISAT tercatat naik 1,43% dalam sepekan perdagangan di pasar saham.
Saham ISAT menurut Nafan tengah melaju positif karena perseroan masih berkomitmen untuk melakukan ekspansi bisnis dalam rangka memperbaiki kinerja fundamental perusahaan ke depan.
Pada semester I 2019, Indosat sebenarnya masih mencatatkan rugi bersih senilai Rp 331,8 miliar. Namun, catatan tersebut lebih rendah 52,1% dibandingkan kerugian periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 693,7 miliar.
"ISAT masih berkomitmen untuk ekspansi bisnis dalam rangka memperbaiki kinerja fundamental perusahaan ke depan. Misalnya dengan mengembangkan jaringan BTS 4G," kata Nafan.
(Baca: Ekspansi Jaringan, Smartfren Alokasikan Belanja Modal Rp 2,8 Triliun)