Pertamina EP Genjot Pengeboran Sumur Demi Kejar Target Produksi Minyak
Pertamina EP belum mampu mencapai target produksi minyak tahun ini sebesar 85 ribu barel minyak per hari (bopd). Hingga saat ini, produksi minyak Pertamina EP hanya mencapai 82.300 ribu bopd.
Sedangkan produksi gas mencapai 960 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Realisasi produksi gas tersebut melebih target APBN sebesar 810 MMscfd.
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menjelaskan pihaknya akan terus berupaya untuk mengejar ketertinggalan produksi minyak. Salah satunya dengan cara merampungkan komitmen pengeboran sumur di tahun 2019.
"Saat ini selesai 56, on going sembilan, jadi 63 sumur sudah dieksekusi," ujar Nanang kepada Katadata.co.id Rabu, (11/9).
(Baca: Pertamina Tajak Sumur West Mudi A-1 Lebih Cepat Setahun dari Target)
Pertamina EP akan mengejar pengeboran 36 sumur hingga akhir tahun. Nanang berharap upaya tersebut berdampak signifikan terhadap produksi migas perusahaan. "Sisanya masih 36 sumur yang memberi impact ke produksi," kata Nanang.
Di sisi lain, Pertamina EP tengah menunggu restu dari Pemerintah untuk menukar wilayah kerja lama seluas 22.000 kilometer yang dianggap sudah tidak ekonomis dengan wilayah kerja baru. Pertamina EP berharap bisa mendapatkan temuan cadangan migas besar (giant discovery) di wilayah kerja baru.
Sambil menunggu wilayah kerja baru, Pertamina EP fokus pada wilayah kerja eksisting. Saat ini Pertamina EP memiliki luas sekitar 113,629.82 kilometer persegi yang tersebar di seluruh Indonesia. Wilayah kerja Pertamina EP tersebut dibagi ke dalam lima asset.
Asset 1 terdiri dari Lapangan Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba. Asset 2 ada Lapangan Prabumulih, Pendopo, Limau dan Adera. Asset 3 yakni Lapangan Subang, Jatibarang, dan Tambun. Asset 4 adalah Lapangan Cepu, Poleng dan Matindok. Asset 5 berisi Lapangan Sangatta, Bunyu, Tanjung, Sangasanga, Tarakan dan Papua.
(Baca: Belum Ada Keputusan, Blok Jabung Jadi Rebutan Pertamina dan Petrochina)