Agar Lebih Likuid, Merdeka Copper Pecah Nilai Saham Rasio 1:5

Image title
25 September 2019, 17:21
merdeka copper, stock split,
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. PT Merdeka Copper Gold Tbk melakukan stock split untuk membuat saham mereka menjadi lebih menarik bagi investor, sehingga akan mengundang investasi dan meningkatkan likuiditas perusahaan.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melakukan pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio 1:5. Tujuannya mendorong likuditas perdagangan saham perusahaan tambang ini di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Presiden Direktur MDKA Tri Boewono mengatakan, jika makin banyak jumlah saham yang beredar dengan harga per saham lebih kecil maka akan memperluas akses bagi investor retail untuk berinvestasi di Merdeka Copper.

"Stock split membuat harga saham mejadi lebih rendah dan lebih murah sehingga memiliki valuasi yang sangat menarik bagi investor," ujarnya di Jakarta, Rabu (25/9).

Ia pun tak khawatir stock split tersebut akan menurunkan harga saham MDKA. Alasannya, selama ini perseroan memiliki kinerja yang baik, dan masih sesuai target yang ditetapkan. Jadi, perusahaan akan terus fokus menjaga kinerja.

(Baca: Direstui Pemegang Saham, Merdeka Copper Gold akan Segera Tambah Modal)

"Ini meningkatkan likuditas. Perlu dilihat kinerja perusahaan sendiri yang on the track dan on bugdet," ujar Sekretaris Perusahaan Merdeka Copper Adri Adriansyah Sjoekri.

Harga saham MDKA sejak awal tahun 2019 hingga 17 september 2019 tercatat telah naik 70% dibandingkan dengan harga saat penawaran saham perdana (IPO) Rp 2.000 per saham. Pada penutupan perdagangan Selasa (17/9), saham MDKA sebesar Rp 5.950 per saham.

Dari sisi kinerja, selama semester I 2019, Merdeka Copper mengantongi pendapatan US$ 191,77 juta atau naik 67% dari semeter I tahun lalu. Laba usaha juga naik 35% menjadi US$ 78,11 juta dari US$ 57,65 juta. Sedangkan laba bersih naik 32% menjadi US$ 44,56 juta dari US$ 33,76 juta.

Adapun total aset per 30 Juni 2019 tercatat US$ 889,34 juta atau naik 11% dari akhir 2018 yang masih US$ 797,80 juta. Sedangkan total liabilitas sebesar US$ 449,87 juta, dan ekuitas sebesar US$ 439,46 juta.

Pada semester I 2019, anak usaha MDKA PT Bumi Suksesindo (BSI) yang mengoperasikan tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi telah memproduksi emas sebesar 110.544 ounces (oz) dan 156,473 oz perak. Adapun melalui PT Batuta Tembaga Raya (BTR), proyek tambnag tembaga di Weter, Maluku Barat berhasil memproduksi 9.033 ton tembaga.

(Baca: Eksplorasi 3 Tambang, Merdeka Copper Siapkan Investasi Rp 2,2 Triliun)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...