Saham dan Rupiah Melemah Akibat Demo, Sri Mulyani: Hanya Sementara

Dimas Jarot Bayu
25 September 2019, 20:34
Sri Mulyani, demonstrasi, DPR
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sri Mulyani Menteri Keuangan Indonesia dalam acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta (23/9).

Kericuhan demonstrasi yang terjadi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Selasa (24/9) berimbas kepada pasar keuangan nasional. Hal ini ditunjukkan dengan melemahnya nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, sentimen terhadap pasar keuangan nasional saat ini hanya bersifat sementara. Sebab, secara fundamental, berbagai indikator ekonomi makro maupun sektoral masih cukup stabil.

"Itu mereka tetap kuat dan baik, sehingga mereka bisa kurangi atau menghilangkan berbagai macam sentimen yang sifatnya sesaat atau karena ada faktor lain," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (25/9).

(Baca: Masih Tertekan Aksi Demonstrasi, Rupiah Melemah ke 14.151 per Dolar AS)

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan tetap menjaga fondasi ini tetap stabil dan terkelola dengan baik. Dia lantas meminta para pelaku pasar untuk tidak khawatir.

"Kita berharap tentu ini bisa menjadi jangkar bagi penyelesaian masalah ini," kata Sri Mulyani.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyebut pemerintah saat ini terus mewaspadai tekanan global. Pemerintah saat ini terus mencari cara untuk bisa menetralisir tekanan tersebut melalui kebijakan yang bisa meningkatkan permintaan domestik.

Sejak Senin lalu, mahasiswa dan masyarakat berdemonstrasi menolak pengesahan Rancangan Undang-undang Kitab Hukum Pidana (RKUHP), RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, hingga UU Komisi Pemberantasan Korupsi.

Untuk diketahui, nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot sore ini melemah 38 poin atau 0,27% ke level Rp 14.151 per dolar AS. Rupiah masih tertekan oleh aksi demonstrasi mahasiswa menentang RKUHP yang berakhir ricuh kemarin.

(Baca: Empat Hari Terkoreksi, IHSG Hari Ini Diprediksi Masih Turun)

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah pada posisi Rp 14.134 per dolar AS, melemah dari posisi kemarin Rp 14.099 per dolar AS. Mengutip Bloomberg, indeks dolar menguat 0,22% ke level 98,55. Mayoritas mata uang negara-negara Asia bergerak melemah terhadap dolar AS.

Yuan Tiongkok melemah 0,2%, peso Filipina turun 0,16%, dolar Singapura lunglai 0,12%, ringgit Malaysia lesu 0,22%, dan rupee India melemah 0,01%. Hanya dolar Hong kong dan Baht Thailand yang berhasil menguat masing-masing 0,04% dan 0,01%.

Adapun, pasar saham sempat merespon negatif aksi demonstrasi kemarin. Investor asing ramai-ramai melepas sahamnya (net sell) di bursa saham domestik hingga Rp 993,94 miliar di pasar reguler. Sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing terpantau melakukan pembelian bersih saham (net buy) sebesar Rp 220,59 miliar.

Keluarnya dana asing dari pasar saham membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Selasa (24/9), terkoreksi sebesar 68,59 poin atau 1,11% ke level 6.137,61. Ini pertama kalinya IHSG turun di bawah level psikologis 6.200 sejak 6 Agustus 2019.

Meski demikian, IHSG hingga penutupan perdagangan sesi II hari ini berhasil masuk ke zona hijau. IHSG naik 8 poin atau 0,14% ke level 6.146. Indeks LQ45 turun 0,4 poin atau 0,04% ke level 961,126.

Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...