Upaya Pemakzulan Presiden Trump Dimulai, Parlemen AS Gelar Investigasi
Juru Bicara Parlemen Amerika Serikat (AS) yang juga politisi senior Partai Demokrat Nancy Pelosi mengumumkan bahwa parlemen telah membuka penyelidikan resmi terkait pemakzulan Presiden Donald Trump. Trump diduga telah meminta bantuan Ukraina untuk mengalahkan rival politiknya.
Pelosi menyebut Trump telah melakukan pelanggaran hukum yang serius dan melakukan pengkhianatan sumpah. “Pengkhianatan terhadap sumpahnya, pengkhianatan terhadap keamanan nasional, dan pengkhianatan terhadap integritas dari pemilu kita,” kata dia, Selasa (24/9) waktu setempat.
Upaya pemakzulan Trump ini dipicu oleh laporan dari whistleblower di kalangan intelijen yang mengeluhkan tentang pembicaraan telepon Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Isi pembicaraan telepon tersebut belum jelas.
Tapi, tudingannya, Trump mengancam untuk menahan bantuan militer kepada angkatan bersenjata Ukraina. Tujuannya, mendesak Ukraina menginvestigasi dugaan korupsi oleh rival politiknya yaitu mantan Wakil Presiden AS Joe Biden dan putranya Hunter.
(Baca: Trump Sanksi Bank Sentral Iran usai Serangan Kilang Minyak Saudi)
Trump mengakui berdiskusi dengan Zelensky mengenai Joe Biden, tapi menyatakan bahwa ancaman untuk menahan bantuan militer bertujuan untuk mendorong Asistensi Eropa.
Adapun upaya pemakzulan direspons Trump dengan serangkaian cuitan di Twitter miliknya. Ia menyebut upaya pemakzulan tersebut sebagai “sampah”. “Mereka tidak pernah melihat transkrip dari pembicaraan telepon itu,” kata dia. Ia berjanji akan membuka transkrip pembicaraannya untuk membuktikan bahwa isinya betul-betul sesuai.