Harga Ayam Anjlok, 700 Peternak Broiler Unjuk Rasa di Kementan

Rizky Alika
26 September 2019, 09:58
Harga ayam anjlok, 700 peternak unjuk rasa di Kementerian Pertanian
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, seorang pekerja menimbang ayam putih yang berada di peternakan ayam Bogor, Jawa Barat (31/8). Harga ayam anjlok, 700 peternak unjuk rasa di Kementerian Pertanian.

Paguyuban Peternak Rakyat Nasional melakukan unjuk rasa ke Kementerian Pertanian (Kementan) pada pagi ini. Aksi itu menuntut pemerintah untuk menstabilkan harga ayam hidup (live bird) di tingkat peternak, yang kini terus menurun.

"Penurun harga ini menyebabkan peternak unggas rakyat mandiri menjadi korban dan mengalami kerugian yang besar," kata Perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Parjuni dalam siaran pers, Kamis (26/9).

Parjuni mengatakan, aksi tersebut diikuti oleh 700 peternak. Unjuk rasa itu menuntut beberapa hal.

Utamanya, peternak ingin harga ayam naik dan stabil dalam jangka pendek. Setidaknya, mereka berharap harganya di atas Harga Pokok Produksi (HPP) peternak unggas rakyat mandiri, sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018.

Harga ayam hidup anjlok sejak akhir Agustus lalu, yaitu Rp 8.000 per kilogram. Harga tersebut sempat membaik setelah peternak melakukan demonstrasi. Namun perbaikan harga hanya berlangsung selama sepekan. Berdasarkan HPP di tingkat peternak, harga daging ayam ras pun berkisar Rp 18-20 ribu per kg.

(Baca: Harga Ayam Kembali Anjlok, Peternak Broiler Tuntut Pemerintah)

Selain itu, peternak meminta perusahaan integrasi dan afiliasinya tidak menjual ayam hidup ke pasar becek. Selain itu, mereka diharapkan memotong seluruh ayam produksinya di Rumah Potong Ayam (RPA) dan menjual ke pasar modern.

"Bagi perusahaan yang tidak dapat melakukan (tuntutan tersebut) wajib diberikan sanksi berupa penutupan usaha," kata Parjuni.

Selain itu, peternak meminta perusahaan dan peternak yang memiliki populasi ayam masuk atau chick in 300 ribu per minggu, wajib memiliki RPA dengan kapasitas potong minimal 50% dari produksi.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...