Kekhawatiran Brexit Terus Berlanjut, Rupiah Berisiko Melemah

Agatha Olivia Victoria
30 September 2019, 09:09
Rupiah
Arief Kamaludin|Katadata
Ilustrasi, uang rupiah. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksi rupiah akan bergerak melemah pada hari ini karena dipengaruhi pembicaraan terkait Brexit.

Nilai tukar rupiah kembali dibuka menguat pagi ini, Senin (30/9). Mengutip Bloomberg, rupiah diperdagangkan pada level Rp 14.162 per dolar AS. Nilai tersebut naik 0,07% atau 10 poin dibanding penutupan Jumat sore di level Rp 14. 165 per dolar AS.

Biarpun begitu, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan rupiah berisiko melemah hari ini. "Faktor pelemahan yang mendominasi adalah meningkatnya kekhawatiran Brexit," kata Bhima kepada Katadata.co.id, Senin (30/9).

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memang bersikukuh tak akan mundur dari jabatannya, terutama jika ia gagal mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa (UE) terkait keluarnya Britania Raya dari blok tersebut pada 31 Oktober mendatang. Ia tetap menginginkan Inggris keluar dari UE dengan atau tanpa kesepakatan.

Menurut Bhima, data survei The Confederation of British Industry menunjukan pergerakan bisnis swasta di inggris menurun 6% pada September. Kondisi itu terburuk sejak tahun 2011. "Akibat Brexit, investor semakin banyak masuk ke safe haven dolar AS," ucap dia.

(Baca: Menko Darmin Sebut Rencana Pemakzulan Trump Berpotensi Untungkan RI)

Indeks dolar pun terpantau bergerak ke level 99.1 atau naik 0.51% sepekan terakhir. Di sisi lain, investor juga sedang mencermati perkembangan pendakwaan Presiden AS Donald Trump.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...