Dua Indikator Ekonomi Selama Pemerintahan Jokowi Tak Capai Target

Dimas Jarot Bayu
3 Oktober 2019, 19:46
pertumbuhan ekonomi, indikator ekonomi
ANTARA FOTO/INDRIANTO EKO SUWARSO
Ilustrasi.Bappenas menyebut indikator ekonomi yang meleset dari target RPJMN 2015-2019, antara lain pertumbuhan ekonomi dan rasio pajak.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengaku sejumlah indikator perkembangan ekonomi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 meleset dari target. Salah satunya, realisasi pertumbuhan ekonomi yang jauh dari target awal.

Menurut Bambang, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5%, bahkan lebih rendah dari rata-rata 2010-2014 yang berada di kisara 5,5%. Namun, ia menyebut  melesetnya target ini disebabkan oleh kondisi perekonomian global.

"Kita juga mengetahui ada unsur booming harga komoditas di periode RPJMN 2010-2014 yang membuat perekonomian tumbuh tinggi," kata Bambang.

Dalam RPJMN 2014-2019, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun ini bisa mencapai 8%. Namun, proyeksi terakhir pemerintah, pertumbuhan ekonomi hanya akan mencapai 5,1%.

Indikator lain yang sulit tercapai, menurut Bambang, yakni rasio penerimaan pajak. Berdasarkan RPJMN 2015-2019, target rasio penerimaan perpajakan mencapai 16% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun, rasio penerimaan pajak pada tahun lalu hanya mencapai 11,5% dari PDB.

"Tax ratio masih di bawah sasaran," kata Bambang.

(Baca: Jokowi Ucapkan Terima Kasih ke Para Menteri di Sidang Kabinet Terakhir)

Di sisi lain, menurut Bambang, terdapat sejumlah indikator ekonomi yang mampu dicapai, antara lain inflasi dan kemiskinan. Menurut dia,  inflasi selama 2015-2019 tetap terjaga di angka 3%-4% atau di bawah RPJMN 2015-2019 sebesar 3,5%.

Sementara tingkat kemiskinan hingga akhir tahun ini, menurut Bambang, mencapai 9,2%. "Sebelumnya selalu dua digit dan bahkan agak jauh di atas 10%," kata dia.

Pemerintah, menurut dia, juga berhasil meningkatkan target Indeks Pembangunan Indonesia (IPM). Ia menyebut IPM Indonesia saat ini sudah masuk kategori tinggi karena skornya sudah di atas 70. Padahal, sebelum 2016 IPM Indonesia berada di bawah skor tersebut. "Perkiraan di akhir 2019 Indeks Pembangunan Manusia bisa mencapai angka 72," kata Bambang.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...