Sentimen Pemakzulan Trump Meningkat, Rupiah dan Mata Uang Asia Berjaya
Nilai tukar rupiah pada pasar spot perdagangan sore ini, Jumat (4/10) menguat 0,24% ke level Rp 14.137 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang negara Asia seiring menguatnya isu pemakzulan Presiden AS Donald Trump.
Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,18%, dolar Singapura 0,07%, dolar Taiwan 0,46%, won Korea Selatan 0,71%, peso Filipina 0,02%, ringgit Malaysia 0,04%, dan baht Thailand 0,34%.
Sementara, dolar Hongkong, rupee India, dan yuan Tiongkok menunjukkan pelemahan. Tercatat, masing-masing turun 1 poin, 0,05%, dan 0,36% terhadap dolar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai, pada hari ini indeks dolar AS melemah 0,05% ke level 98,81. "Salah satu faktor pelemahan yakni tanda-tanda peningkatan badai proses pemakzulan terhadap Presiden AS Donald Trump," kata Ibrahim, Jumat (4/10).
(Baca: Ekonomi Global Diprediksi Makin Lesu, Bagaimana Nasib Indonesia?)
Pada hari Kamis waktu setempat, Trump secara terbuka mengundang intervensi Tiongkok ke dalam pemilihan presiden AS. Ia juga meminta Tiongkok membantunya menyelidiki calon penantang utamanya pada pemilihan di tahun 2020, Joe Biden.
Selain isu pemakzulan Trump, menurut dia, data aktivitas jasa dan manufaktur AS yang melemah juga menekan dolar AS. Sentimen lain, datang dari perang dagang AS dengan Uni Eropa yang sangat berisiko membuat perekonomian AS makin tersendat.
Ia bahkan menilai AS memiliki potensi jatuh ke jurang resesi. "Sejumlah pihak menyatakan bahwa AS bisa disebut sudah mengalami semi-resesi," ucap dia.
(Baca: Sri Mulyani: IHSG Anjlok karena Faktor Global dan Politik dalam Negeri)
Oleh karena itu, pelaku pasar semakin yakin bahwa Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) bakal terus menerapkan kebijakan moneter longgar dengan menurunkan suku bunga acuan. Mengutip CME Fedwatch, kans penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1.5-1,75% pada bulan ini mencapai 90,3%. Padahal sepekan lalu kemungkinannya tidak sampai 50%, tepatnya 49,2%.
Dari sisi internal, Ibrahim menjelaskan sentimen datang dari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin yang dalam lima tahun ke depan akan semakin kondusif dalam menjalankan pemerintahannya. Ini berkat kemenangan kubu partai koalisi pemerintah di parlemen yang menduduki kursi pimpinan baik di DPR, DPD dan MPR.
"Ini menjadi berkah tersendiri, karena dalam perjalanan nanti pemerintah akan lebih gesit lagi dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro dengan kepentingan rakyat," jelas dia.
Ibrahim pun memproyeksikan rupiah masih akan menguat pada Senin depan (7/10). Rupiah akan berada di antara Rp 14.100 - Rp 14.157 per dolar AS.