Usulan Bank Dunia Dinilai Berisiko bagi Industri Baja Nasional
Ketua Umum The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Silmy Karim menilai usulan Bank Dunia (World Bank/WB) sangat berisiko bagi industri baja nasional. Ia mengatakan, industri baja masih memerlukan dukungan dari pemerintah.
Salah satu poin yang mendapat sorotannya terkait usulan penghapusan Pertimbangan Teknis dari Kementerian Perindustrian dan skema pemeriksaan sebelum pengiriman (pre-shipment inspections).
"Bank Dunia paling pintar sedunia mengatakan jangan ada pertimbangan teknis (pertek). Fungsi Kementerian Perindustrian dalam melindungi industri pun menjadi hilang," kata dia di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (10/10).
(Baca: Baja Indonesia Kalah dari Tiongkok, Pemerintah Belum Bisa Batasi Impor)
Menurutnya, pertek atau surat rekomendasi impor yang dikeluarkan dari Kementerian Perindustrian berperanan penting dalam menyaring impor. Selain itu, pertek dapat menjadi pengontrol impor dengan melihat kemampuan produsen di dalam negeri.
Karenanya, jika terjadi masalah perizinan dalam rekomendasi impor, upaya yang seharusnya diselesaikan adalah dengan memperbaiki sistem teknologi informasi. "Jadi bukannya menghilangkan fungsi kementerian," ujar dia.
Sebab, pemerintah memiliki peranan dalam menjaga pasar domestik dari berbagai tindakan perdagangan yang tidak adil (unfair trade) . Adapun tindakan ini dinilai merugikan dan mengancam eksistensi industri baja nasional.