Fokus Tokopedia 10 Tahun ke Depan: Soal Promosi hingga Peluang Ekspor

Cindy Mutia Annur
Oleh Cindy Mutia Annur - Desy Setyowati
11 Oktober 2019, 13:38
Tokopedia bicara fokus bisnis 10 tahun ke depan, tidak mengandalkan promosi dan membuka pasar seluas-luasnya bagi mitra penjual
Katadata
CEO dan CO-Founder Tokopedia, William Tanuwijaya memberikan speech pada acara Diskusi Publik Tokopedia X dan Katadata Forum bekerjasama dengan LPEM FEB UI mengambil tema Dampak Tokopedia Terhadap Perekonomian Indonesia di Jakarta, Kamis, (10/10/2019). Tokopedia bicara fokus bisnis 10 tahun ke depan, tidak mengandalkan promosi dan membuka pasar seluas-luasnya bagi mitra penjual.

Melewati dekade pertama, Tokopedia ingin usahanya tumbuh berkelanjutan (sustainable). Alih-alih mengandalkan promosi dan diskon, unicorn Tanah Air ini tersebut berencana memperluas pasar bagi mitra penjual, termasuk ke luar negeri.

“Kami selalu percaya e-commerce itu seharusnya suistainable karena kami membantu bisnis untuk bertumbuh,” kata CEO Tokopedia William Tanuwijaya dalam acara Super Ecosystem Tokopedia di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (10/10) malam.

Untuk mencapai target itu, Tokopedia tidak mengandalkan promosi, seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), untuk meningkatkan transaksi. Perusahaan yang berdiri pada 2009 tersebut mendorong pengguna untuk terbiasa berbelanja online melalui kampanye seperti 'Ciptakan Peluang', 'Sudah Cek Tokopedia Belum', dan 'Mulai Aja Dulu'.

Tokopedia memperkirakan nilai transaksi (gross merchandise value/GMV) tembus Rp 222 triliun hingga akhir 2019. Nilai itu setara 1,5% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Terhitung sejak Mei lalu, GMV di Tokopedia mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,1 triliun per bulan.

(Baca: Tokopedia Prediksi Transaksinya Tembus Rp 222 Triliun Tahun Ini)

Untuk mengubah kebiasaan masyarakat dari belanja offline ke online, Tokopedia mempelajari budaya konsumen masyarakat Indonesia. Contohnya, perusahaan e-commerce ini bakal memaksimalkan transaksi selama Ramadan karena banyak yang berbelanja pada periode ini.

Dengan strategi ini, ia berharap laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earnings before interest, taxes, depreciation and amortization/EBITDA) bisa positif tahun depan. Apalagi, pengguna aktif telah mencapai 90 juta per akhir tahun lalu. 

"Kami melihat potensi (bisnis perusahaan) yang terbesar itu ada di masyarakat perdesaan. Jadi dengan strategi berikutnya, kami akan 'Go Local' bukan 'Go Global'. Kami merasa bahwa Boyolali lebih penting dan berpotensi daripada Bangkok, misalnya. Surakarta lebih penting dan berpotensi daripada Singapura," katanya.

William menjelaskan, ada sekitar 100 juta orang di Indonesia yang tinggal di perdesaan. Melihat potensi itu, menurutnya, perusahaan dapat membantu para pengusaha desa dan nasional untuk memperluas pasar.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...