Internet Lambat meski Ada Palapa Ring, Jokowi Janjikan 4 Ribu BTS Baru
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah akan membangun tambahan 4 ribu Base Transceiver Station (BTS) pada 2020. Pembangunan 4 ribu BTS tersebut untuk meningkatkan kecepatan internet di berbagai wilayah di Indonesia.
Koneksi internet di beberapa wilayah masih lambat, meski proyek Palapa Ring sudah beroperasi. Hal ini berdasarkan laporan pemerintah daerah (Pemda) saat konferensi video dengan Jokowi yang tengah berada di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/10).
Beberapa Pemda yang melaporkan hal tersebut, seperti Pemda Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Wakil Gubernur (Wagub) Papua Barat Mohammad Lakotani mengatakan koneksi internet di beberapa kota besar di Papua Barat sudah cukup cepat sejak beroperasinya Palapa Ring.
(Baca: Jokowi Resmikan Pengoperasian Palapa Ring, Internet Sumatera - Papua)
Namun, koneksi internet masih lambat di beberapa wilayah pinggiran kota, seperti Sorong Selatan, Bintuni, Maybrat, Manokwari Selatan, dan Teluk Wondama. “Memang daerah-daerah yang dulunya lemot atau sedikit melambat itu di daerah pinggiran,” kata dia.
Di sisi lain, dan Wagub NTT Yoseph Nae Soi mengatakan sinyal internet di NTT masih belum stabil. Hal tersebut seperti dirasakan di Kabupaten Rote Ndao. “Bapak Presiden, sesuai dengan NTT, nyalanya (internet) tidak tentu. Jadi sebentar-sebentar kuat, sebentar-sebentar lemah,” ujarnya.
Mendengar laporan tersebut, Jokowi lantas memastikan akan membangun lagi 4 ribu BTS. Jokowi mengatakan, pembangunan 4 ribu BTS itu akan diprioritaskan di wilayah Indonesia timur. “Terutama di Papua. Memang pada titik-titik tertentu masih memerlukan pembangunan BTS,” ucapnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan 4 ribu BTS itu akan dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI). BAKTI merupakan Badan Layanan Umum (BLU) milik Kemenkominfo.
(Baca: XL Axiata Target Peningkatan Kualitas Jaringan 5G Capai 70% pada 2020)
Ia mengatakan, penugasan BAKTI karena potensi bisnis daerah-daerah yang akan dibangun BTS itu kecil. “Ini yang dianggap enggak menguntungkan. Operator kan kalau tidak menguntungkan, tidak mau bangun BTS,” kata dia.
Adapun jumlah BTS di Indonesia dari empat operator seluler hingga 2018 mencapai 401,64 ribu unit. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) memiliki BTS sebanyak 189 ribu unit pada tahun lalu. BTS Telkomsel terbagi menjadi tiga, yaitu sebanyak 50,3 ribu unit 2G, 82,1 ribu unit 3G, dan 56,7 ribu unit 4G.
Pesaingnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berada di posisi kedua dengan jumlah BTS sebanyak 118,6 ribu unit. Angka tersebut meningkat 17,31% dibandingkan 2017 yang sebesar 101 ribu unit.
PT Indosat Tbk (ISAT) dan Smartfren Telecom Tbk (FREN), masing-masing memiliki BTS sebanyak 74,9 ribu dan 19 ribu unit pada 2018. Angka ini meningkat 28,6% untuk FREN dan 22,1% untuk ISAT dibandingkan 2017.
(Baca: Smartfren Dinilai Tak Akan Bangkrut karena Dimiliki Grup Sinarmas)
Sedangkan BAKTI telah membangun lebih dari 4 ribu BTS sejak 2015. Tahun ini, BAKTI menargetkan pembangunan 1.500 BTS menggunakan dana universal service obligation.