Perkuat Layanan Keamanan Siber, VMware Akuisisi Carbon Black Rp 29,4 T
Perusahaan perangkat lunak VMware.Inc mengumumkan telah menuntaskan proses akuisisi perusahaan keamanan siber Carbon Black senilai US$ 2,1 miliar atau sekitar Rp 29,4 triliun. Dengan adanya akuisisi ini, diharapkan bisa semakin memperkuat layanan solusi keamanan siber perusahaan.
Vice President & General Manager VMware South East Asia and Korea Sanjay Deshmukh mengatakan, sejalan dengan rampungnya proses akuisisi, perusahaan juga meluncurkan unit bisnis keamanan. Kolaborasi tersebut berupa layanan VMware's Security pada AppDefense dan SecureState.
Sanjay menjelaskan, kedua inovasi itu berfokus untuk membantu perusahaan melalui perlindungan keamanan siber dengan teknologi canggih, serta wawasan perilaku yauntuk membantu menghentikan berbagai serangan dan mempercepat respons penanganan.
(Baca: VMware Hadirkan Infrastruktur Pendukung Migrasi Jaringan 5G)
"Kami percaya (akuisisi) ini akan membawa paradigma baru yang fundamental pada industri keamanan perusahaan," ujar Sanjay saat ditemui di Jakarta, Selasa (15/10).
Ia pun berharap, kolaborasi itu nantinya bakal menjangkau berbagai perusahaan yang lebih luas.
Sanjay melanjutkan, selain keamanan siber, terdapat empat elemen lain yang juga menurutnya penting, terutama dalam dalam mengakselerasi proses transformasi digital perusahaan. Elemen tersebut di antaranya adalah aplikasi (application), infrastruktur digital (digital infrastructure), perangkat cerdas (smart devices), dan pengalaman pengguna (people experience).
Pembangunan aplikasi, menurutnya bisa dilakukan untuk mempermudah pengguna dalam mengakses layanan perusahaan.
(Baca: Asosiasi E-Commerce Menilai Pembahasan RUU Keamanan Siber Tergesa-gesa)
Kemudian infrastruktur digital, menurutnya juga menjadi elemen penting untuk melindungi berbagai data perusahaan maupun pengguna agar tetap aman. Salah satunya, bisa dilakukan dengan memilih layanan komputasi awan (cloud) yang dapat dipercaya kredibilitasnya sebagai penyimpanan data perusahaan.
Selanjutnya, perangkat cerdas, dibutuhkan untuk meningkatkan performa layanan terhadap konsumen. Melalui perangkat cerdas, Sanjay yakin hal ini bisa berdampak terhadap efisiensi serta mempermudah pengguna dalam mengakses layanan.
Terakhir, pengalaman pengguna layanan. Hal ini menjadi penting sebab, dengan memberikan akses yang mudah, pelanggan bisa semakin tertarik menggunakan layanan tersebut secara berulang dan memberi pengalaman yang berkesan bagi pengguna.
"Nah, apabila perusahaan mempertahankan kekuatan kostumer di empat area tersebut, maka proses transformasi digital akan berhasil," ujar Sanjay.
Adapun pada kuartal II lalu, VMware mencatat pendapatan US$ 2,44 miliar atau sekitar Rp 34,1 triliun. Angka ini meningkat 12 % dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Hingga saat ini, perusahaan mengklaim telah memiliki sekitar 20 ribu pelanggan perusahaan di seluruh dunia.