Baru 57% dari Target, Investasi Hulu Migas hingga September US$ 8,4 M
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat investasi hulu migas hingga akhir September 2019 sebesar US$ 8,4 miliar. Angka tersebut baru mencapai 56,79 persen dari target tahun ini sebesar US$ 14,79 miliar.
Capaian investasi tersebut didapat dari berbagai kegiatan hulu migas sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, seperti seismik 2D yang telah mencapai 2492 km dan seismik 3D yang mencapai 509 km2.
Selain itu, investasi berasal dari kegiatan pengeboran eksplorasi sebanyak 25 sumur dan pemboran sumur pengembangan yang mencapai 219 Sumur. Seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan di 206 wilayah kerja migas.
(Baca: Investasi Pertamina EP Tahun ini Belum Capai Target US$ 669 Juta)
Investasi hulu migas mengalami tren penurunan dalam lima tahun terakhir. Pada 2014, investasi hulu migas di Indonesia bisa mencapai US$ 20,4 miliar. Capaian tersebut juga merupakan level tertinggi investasi hulu migas seiring naiknya harga minyak mentah dunia hingga di atas US$ 100/barel. Namun, setelah itu terus mengalami penurunan, terutama pada 2017 yang hanya mencapai US$ 9,3 miliar pada 2017.
Investasi hulu migas perlahan mulai naik pada 2018 sebesar US$ 11,99 miliar, jauh dibawah target tahun lalu yang dipatok US$ 14,2 miliar. Berikut grafik investasi hulu migas sejak 2014 seperti dilansir dari Databoks :
Produksi Migas Capai 2,036 juta BOEPD
Dari hasil investasi, produksi minyak per akhir September 2019 mencapai 750,5 ribu barel per hari (BOPD). Realisasi produksi minyak lebih rendah dari target produksi siap jual (lifting) minyak tahun ini sebesar 775 ribu BOPD.
Biarpun begitu, realisasi produksi minyak di kuartal tiga 2019 masih lebih baik dari capaian lifting pada paruh pertama tahun ini. Pada semester I 2019, lifting minyak baru mencapai 752 ribu bopd.
Sedangkan produksi gas bumi hingga kuartal tiga 2019 mencapai 1,285 juta BOEPD atau setara 7.470 MMSCFD. Produksi gas lebih besar dari target lifting gas tahun ini sebesar 7.000 MMSCFD.
Realisasi produksi gas tersebut lebih besar dari lifting gas semester I 2019 sebesar 5.913 MMSCF. Secara total, produksi migas per kuartal tiga 2019 sebesar 2,036 juta BOEPD.
(Baca: BP Sebut Produksi Minyak Terus Turun Dalam 10 Tahun Terakhir)
Untuk tahun depan, pemerintah menargetkan lifting migas lebih rendah dari target 2019. Dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2020, pemerintah menargetkan lifting minyak sebesar 734 ribu BOPD, lebih rendah 5,29% target tahun ini sebesar 775 ribu barel per hari.
Demikian pula lifting gas yang dipatok 1,19 juta BOEPD, lebih rendah 4,72% dari APBN 2019. Target lifting migas dari tahun ke tahun pun terus turun. Selengkapnya dalam grafik Databoks berikut ini :