Dipilih Jokowi Jadi Mendikbud, Nadiem: Saya Lebih Mengerti Masa Depan
Pendiri Gojek Nadiem Makarim dilantik Presiden Joko Widodo sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan. Usai dilantik, ia pun menjelaskan mengapa dipilih meski tak memiliki latar belakang di bidang pendidikan.
"Alasan kenapa saya terpilih walaupun bukan dari sektor pendidikan adalah saya lebih mengerti apa yang akan ada di masa depan, karena bisnis saya di bidang masa depan, mengantisipasi masa depan," ujar Nadiem di Jakarta, Rabu (23/1).
Nadiem mengaku berat hati meninggalkan Gojek, bisnis yang dirintisnya sejak awal. Namun, ia merasa tertantang untuk memperbaiki pendidikan di Tanah Air agar mampu beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan.
(Baca: Tiga Kementerian Baru dalam Kabinet Jokowi Periode Kedua)
Menurut Nadiem, sistem pendidikan di Indonesia dalam 20-30 tahun terakhir tak banyak berubah. Meski demikian, ia mengapresiasi kinerja menteri pendidikan sebelumnya, Muhadjir Effendy yang melakukan sejumlah terobosan.
Ke depan, pria kelahiran 1984 ini berkeinginan agar sistem pendidikan di Indonesia berbasis kompetensi dan karakter. Sistem pendidikan, menurut dia, perlu menyesuaikan perubahan dan dapat terhubung dengan kebutuhan industri dan perekonomian.
"Sesuai visi dan misi Pak Presiden, saya akan coba menyambung, link and match antara institusi pendidikan dengan di luar pendidikan," kata dia.
(Baca: Mahfud MD Jadi Orang Sipil Pertama Jabat Menko Polhukam)
Nadiem juga menekankan pentingnya teknologi dalam memperbaiki kualitas, efisiensi, dan administrasi di sistem pendidikan. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan penduduk keempat terbesar di dunia. Selain itu, kesejahteraan guru juga menjadi salah satu konsen lulusan Harvard ini.
"Mau tidak mau, dengan 300 ribu sekolah, 50 juta murid, peran teknologi akan sangat besar. Jangan lupa, (penduduk) kita, empat terbesar dunia, jadi peran teknologi sangat penting," tegas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melantik 34 menteri dan 4 lembaga negara yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Rabu (23/10). Sesuai janjinya, porsi menteri dari nonpartai politik (Parpol) lebih banyak dibandingkan perwakilan parpol seperti tergambar dalam databooks di bawah ini.