Jadi Menteri BUMN, Erick Thohir Tak Masalahkan Utang BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tidak mempermasalahkan utang yang dimiliki BUMN. Menurutnya, utang bisa dimanfaatkan untuk menjadi arus kas.
Biarpun begitu, dia tidak merekomendasikan BUMN terjebak dalam utang. "Kalau utang itu bermanfaat dan bisa menjadi cashflow atau pendapatan yang baik, saya rasa tidak ada salah," kata Erick usai acara serah terima jabatan di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10).
Dia mencontohkan utang untuk membeli kendaraan bermotor oleh UKM dari leasing. Utang tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan sehingga mampu membayar cicilan utang tersebut.
"Yang bahaya kalu sudah berutang, dikorupsi. Itu yang kami harus tuntaskan dan harus ditindaklanjuti," kata Erick dengan tegas.
(Baca: Jokowi Effect Dongkrak IHSG Naik Sembilan Hari Berturut-turut)
Erick pun berencana memperbaiki tata kelola perusahaan yang baik alias good corporate governance (GCG) di BUMN. Sebab, banyak kejadian yang membuat citra BUMN kurang baik.
"Tanpa menyalahkan, tetapi kami harus cari hal yang positif yang saling membangun, saling bersinergi," kata Erick.
Selain itu, Erick menargetkan dapat menuntaskan beberapa proyek besar, diantaranya Kereta Cepat Jakarta Bandung dan kesepakatan Saudi Arabia dengan Indonesia di proyek Kilang Cilacap yang melibatkan Saudi Aramco dengan Pertamina. "Hal ini kami harus review karena kan kalau ditanya Pak Erick statusnya bagaimana, saya belum tahu,"ujar Erick.
Erick baru dilantik pagi tadi di Istana Kemerdekaan, Jakarta. Setelah pelantikan, Erick langsung mengadakan rapat dengan pejabat-pejabat Kementerian BUMN. Hal tersebut untuk mempersiapkan Rapat Terbatas bersama Presiden Joko Widodo yang bakal digelar besok, Kamis (23/10).
(Baca: 10 Menteri/Kepala Lembaga Baru Pemegang Anggaran Terbesar )