Taman Kawah Condrodimuko, Ruang Publik Pertama di Desa Jatirejo
Masyarakat Desa Jatirejo, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, kini dapat merasakan adanya ruang publik, yaitu Taman Kawah Condrodimuko. Taman ini dibangun oleh pemerintah desa dengan Dana Desa yang dimiliki.
Sebagai pintu masuk Kecamatan Jumapolo yang memiliki 12 desa dengan total penduduk sebanyak lebih dari 35 ribu jiwa, Desa Jatirejo dianggap memiliki nilai lebih untuk menyambut para pendatang yang biasa melewati kecamatan ini.
Arry Widodo, Kepala Desa Jatirejo, menyatakan taman ini merupakan ruang publik pertama yang ada di Desa Jatirejo. “Ini juga merupakan ruang publik pertama di Kecamatan Jumapolo,” Arry menjelaskan.
Taman Kawah Condrodimuko, yang merupakan tempat bermain dan kuliner warga sekitar ini, tidak hanya sekadar bermanfaat sebagai ruang publik untuk berinteraksi sosial, tapi juga memiliki beberapa dampak lainnya. Arry berharap warganya akan lebih mandiri secara ekonomi dengan adanya ruang publik tersebut.
Awan Setyawan, Pendamping Inovasi Desa Kecamatan Jumapolo, mengatakan terdapat tiga sektor yang terdampak dari adanya ruang publik di Desa Jatirejo, yaitu sektor sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sektor ekonomi merupakan dampak yang paling terasa.
Menurut Awan, dengan adanya taman bermain dan kuliner, masyarakat kini memiliki perputaran ekonomi lebih besar. Hal ini terjadi karena dibukanya kesempatan oleh pemerintah desa untuk berjualan di desanya sendiri, sehingga masyarakat tidak perlu ke luar desa. Ini menjadi solusi bagi masyarakat Desa Jatirejo yang biasanya menjual hasil panennya ke desa lain, seperti Desa Jatiyoso dan Kabupaten Sukoharjo. Warga dapat menjual dan mengelola hasil panen mereka sendiri.
Awan juga melihat sektor sosial pun ikut berdampak. Selain untuk tempat berkumpul, ruang publik ini membuka kesempatan besar untuk membuka lapangan pekerjaan. “Sekarang warga dapat memiliki pendapatan tambahan dengan berjualan di sekitar taman,” kata Awan.
Kepala Desa Arry menambahkan, banyak yang tadinya pengangguran, sekarang bisa membuka usaha, sehingga mereka memiliki pekerjaan. Ketersediaan ruang publik di Desa Jatirejo itu juga tidak hanya membuat masyarakat bisa berkumpul dan tak perlu harus menempuh jarak jauh ke kota untuk mencari hiburan, tapi turut meningkatkan kreativitas dan keterlibatan masyarakat dalam meramaikan desa, seperti mengadakan pertunjukan live music atau senam bersama.
Dampak yang tidak kalah penting, menurut Awan, adalah sektor lingkungan. “Dulu ini tempat orang buang sampah sembarangan karena berdekatan dengan pasar. Sekarang dibuat taman, mereka jadi buang sampah di tempat yang sudah disediakan,” kata Awan. “Dengan kehadiran taman ini, penggunaan lahan kosong jadi tepat guna dan dapat membudayakan orang buang sampah pada tempatnya.”
Para pedagang, yang berjualan di Taman Kawah Condrodimuko yang dibuka mulai 23 Mei 2019 ini beragam, dari remaja hingga ibu rumah tangga. Mereka melakukan usaha dari kuliner hingga arena permainan. Omzet yang mereka miliki per hari pun beragam, dari Rp 150 ribu hingga Rp 800 ribu per hari.
Seperti Yuni, salah satu pedagang yang menjual bakso bakar di area Taman Kawah Condrodimuko, memiliki omzet terbesar sekitar Rp 200 ribu per hari. “Bakso bakar ini usaha suami saya, biasanya keliling. Sekarang bisa punya dua usaha, ada yang keliling dan saya jualan menetap di sini,” ujarnya.
Pemerintah Desa Jatirejo mendapatkan inspirasi penggunaan ruang publik dari Desa Malanggaten, Kecamatan Kebakkramat yang juga berada di Kabupaten Karanganyar. Kepala Desa Arry mengatakan Taman Kawah Condrodimuko merupakan hasil replikasi dari taman bunga yang didapat dari Bursa Inovasi Desa tahun 2018 lalu.
Eka Mardyantara, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Jumapolo, menjelaskan yang membedakan keduanya adalah taman di Desa Jatirejo ini menjawab kebutuhan ruang publik untuk masyarakat sekitar, berupa taman bermain dan tempat kuliner. Sedangkan yang ada di Desa Malanggaten merupakan taman bunga.
Proses perintisan dan pengelolaan ruang publik ini dilaksanakan atas kerja sama Pemerintah Desa dengan Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Desa Jatirejo bernama BumDes Jati Prasaja. Pembangunan taman mendapat alokasi Dana Desa sebesar Rp 50 juta dengan pengelolaannya mengandalkan retribusi para pedagang.
Suyatmo Kiswoyo, Direktur BumDes, mengatakan sekarang sudah ada 9 permainan dan 12 jenis kuliner di Taman Kawah Condrodimuko. Suyatmo berharap ke depan akan membangun ruang publik lainnya, seperti lapangan futsal dan kolam renang untuk kebutuhan masyarakat Desa Jatirejo. (*)