Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2019 Diprediksi Tertahan 5%

Rizky Alika
4 November 2019, 07:21
pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/UMARUL FARUQ
Ilustrasi, industri manufaktur. Ekonom memproyeksi pertumbuan ekonomi kuartal ketiga 2019 melambat hanya 5,01% karena lesunya industri manufaktur dan melambatnya konsumsi domestik.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga 2019 hanya berkisar 4,9-5,01%. Sebab, konsumsi domestik tengah melambat.

Yusuf menilai konsumsi domestik lesu karena bantuan sosial (bansos) sudah habis disalurkan pada semester pertama 2019.  Selain itu, penyaluran kredit tertahan karena penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tidak langsung diikuti oleh penurunan suku bunga kredit.

Advertisement

Semestinya, suku bunga kredit turun dengan cepat agar pengusaha dapat berekspansi sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi. “Jadi ada perlambatan permintaan setelah semester satu, trennya menurun,” kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Minggu (3/11). 

DI sisi lain, belanja modal kementerian/lembaga masih rendah hingga September lalu. Realisasinya baru mencapai Rp 63 triliun atau 33,27% dari target.

Belanja modal tersebut berbeda dibandingkan dengan belanja pegawai kementerian/lembaga yang mencapai Rp 166,35 triliun atau 74,13% dari target. Padahal, lanjut Yusuf, belanja modal memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi dibandingkan belanja pegawai.

(Baca: Beda Resesi Ekonomi di Mata Sri Mulyani, Perry Warjiyo dan Agus Marto)

Pertumbuhan industri manufaktur juga melambat. Padahal, industri manufaktur menopang 20% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri manufaktur triwulan ketiga 2019 sebesar 4,35% secara tahunan. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama sebesar 5,04%.

"Jadi ketika ada perlambatan industri manufaktur, pertumbuhan ekonomi ikut turun," ujar dia.

Yusuf pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 hanya berkisar 5-5,08% atau lebih rendah dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,3%. Untuk mendorong pertumbuhan hingga akhir tahun, Yusuf menilai pemerintah dapat meningkatkan realisasi belanja modal.

"Jadi masih ada ruang untuk menumbuhkan ekonomi dengan mendorong belanja modal," katanya.

Pertumbuhan ekonomi sejak triwulan kedua tahun ini memang mengalami pelambatan, dengan kenaikan hanya 5,05%. Angka ini melambat secara tahunan di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode yang sama tahun lalu mencapai 5,27%. Data selengkapnya terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat dalam grafik Databoks berikut ini :

(Baca: Stabilitas Sistem Keuangan RI Dibayangi Perang Dagang AS-Tiongkok)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement