Kampung Ratu, Mengoptimalkan Potensi Irigasi sebagai Atraksi Wisata

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
5 November 2019, 15:07
Desa Bayem
Katadata

Sedikitnya 70 hektare lahan persawahan dan 600 hektare kawasan hutan di Desa Bayem terairi oleh aliran irigasi Bendungan Sumberdandang. Desa yang terletak di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini termasuk dalam jalur saluran irigasi yang mengalir dari Blitar ke Malang lalu Kediri, dan berakhir di Jombang.

Aliran irigasi yang ada di area Desa Bayem tidak hanya dimanfaatkan untuk pengairan sawah. Warga setempat berinisiatif membangun atraksi wisata yang mencakup aktivitas rafting dan tubing. Berkat debit aliran air sungai yang bisa diatur maka wisata air yang bernama Kampung Ratu aman aman untuk masyarakat.

Kepala Desa Bayem Khoirul Anam ketika diwawancarai pada September lalu, mengungkapkan, ide menjadikan Bayem sebagai desa wisata bermula pada 2017. Kala itu sedang dilakukan upaya penguatan peran BUMDes Artha Utama Mandiri. Pada awalnya, wisata Kampung Ratu hanya menjalankan aktivitas rafting. Rekreasi tubing menyusul kemudian setelah mereplikasi inovasi dari salah satu desa di Kecamatan Poncokusumo, Malang. Perantaranya melalui Bursa Inovasi Desa 2018.

Pendirian Kampung Ratu sempat mendapatkan beberapa pendanaan, salah satunya dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) sebesar Rp 50 juta untuk modal. Dan pada 2018, Pemerintah Kabupaten Malang menyalurkan Rp 75 juta untuk pengoperasian BUMDes Artha Utama Mandiri. Sedangkan pada 2019, dialokasikan Rp 100 juta dari Dana Desa.

Direktur BUMDes Artha Utama Mandiri Dina Nurhayana bersama pengurus mengelola dana yang ada. “Dari seluruh dana yang kami dapat, saat ini kami sudah memiliki total sembilan perahu, yang lima di antaranya dimiliki oleh BUMDes dan empat lain milik Pemerintah Desa Bayem,” ujarnya.

Butuh waktu sekitar setahun sejak 2017 untuk mengoptimalkan operasional wisata air di Desa Bayem, hingga akhirnya terbentang jalur rafting dan tubing sejauh 7,5 kilometer. Durasi yang dibutuhkan untuk menyusurinya sekitar dua jam. Selain pelancong dari luar Desa Bayem, warga setempat juga rutin berkunjung, tidak hanya orang dewasa melainkan pula anak-anak.

Untuk merasakan sensasi rekreasi air Kampung Ratu cukup membayar Rp 175 ribu per orang untuk rafting, dan Rp 85 ribu untuk tubing. Rerata jumlah kunjungan antara 30 - 40 wisatawan per minggu. Konsistensi kunjungan merangsang kehadiran bisnis lain di sekitar, contohnya rekreasi outbond dan penginapan berkonsep homestay.

Lebih jauh, Direktur BUMDes Artha Utama Mandiri Dina Nurhayana menceritakan perkembangan positif dari usaha wisata air di Desa Bayem. “Dulu pada 2018, pemasukkan kami Rp 5 juta selama setahun lalu per tengah 2019 meningkat jadi Rp 9 juta,” ucapnya.

Sebesar 30 persen dari keuntungan wisata air Kampung Ratu dikontribusikan kepada Pendapatan Asli Desa (PADes) Bayem. Keuntungan lainnya yang dirasakan Desa Bayem ialah bertambahnya opsi mata pencaharian. Kini terdapat total 23 orang warga Desa Bayem yang bekerja di Kampung Ratu.

Tambahan sumber pendapatan salah satunya dialami Suhartoyo. Pria yang sebelumnya hanya bertani ini sekarang memiliki pekerjaan tambahan sebagai pemandu wisata Kampung Ratu. “Dulu pekerjaan saya hanya bertani atau berkebun, sekarang jadi guide dan penghasilan saya bertambah Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per bulan,” katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...