Risa Santoso, Rektor Termuda yang Pernah Jadi Staf Presiden
Nama Risa Santoso mendadak viral dan menjadi perhatian warganet. Risa dilantik menjadi rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Asia Malang pada 2 November 2019. Ia menjadi rektor termuda di Indonesia pada usia 27 tahun.
Perempuan kelahiran Surabaya, 27 Oktober 1992 ini menyelesaikan pendidikan tingginya di Amerika Serikat (AS). Ia mengambil jurusan ekonomi di Universitas of California, Berkeley kemudian melanjutkan ke program pascasarjana bidang pendidikan di Harvard University. Risa adalah penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Setelah kembali ke tanah air, Risa bekerja di Kantor Staf Presiden sebagai tenaga ahli muda. Seperti dilansir surya.co.id, Risa juga menjadi inisiator program ASIA Hackaton dan program magang di luar negeri. Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai direktur pengembangan bisnis di ITB Asia, Malang.
Sekadar informasi, ITB Asia Malang merupakan hasil merger antara Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Asia dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Asia. Perguruan tinggi tersebut menjadi kampus hasil merger pertama di Malang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (SK Menristekdikti) No 744/KPT/I/2019 pada 23 Agustus 2019.
Risa sempat kaget berita penunjukannya sebagai rektor ITB Asia Malang menjadi viral. "Heran dan kaget saja, kok bisa seheboh itu. Mudah-mudahan ini bermanfaat bagi kampus," ujar Risa, Selasa (5/11) seperti dikutip surabaya.tribunnews.com.
(Baca: Luhut: Nadiem Usia 35 Tahun Menteri, Saya Dulu Bawa Ransel di Timtim)
Sinergikan Kebutuhan Industri dan Teknologi
Setelah resmi menjadi rektor ITB Asia Malang, Risa menyiapkan sejumlah program yang dinilai akan meningkatkan daya saing kampusnya di kalangan perguruan tinggi swasta di Indonesia. "Pertama, menyinergikan antara teknologi dan bisnis karena ITB Asia Malang berasal dari dua sekolah yang berbeda. Kedua, mengembangkan kurikulum sendiri," kata Risa dalam sebuah wawancara dengan televisi lokal, Arema TV.
Perempuan yang masih melajang ini ingin bekerja sama dengan para pelaku di dunia industri agar pendidikan yang diberikan bisa diselaraskan dengan kebutuhan industri. Risa tak ingin materi yang diberikan di kampusnya ketinggalan zaman sehingga tak mampu mengejar perkembangan teknologi di industri saat ini. Selain itu, ia akan fokus pada pengembangan kurikulum bisnis digital.
Risa akan menggandeng perguruan tinggi maupun institusi lain dari luar negeri untuk menambah pengetahuan baru di Indonesia. "Kami sudah siapkan dua program kerja sama dengan luar negeri," tuturnya.
Ketua Yayasan Wahana Edukasi Cendekia Malang, Yoyok Hari Subagiono, menilai Risa memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk menjabat rektor ITB Asia Malang. Perguruan tinggi swasta tersebut berniat terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk para dosen. "Ada anggaran beasiswa doktor (S3) untuk dosen. Hanya saja tidak semua bisa mendapatkan, harus kami seleksi juga," ujar Yoyok kepada Radarmalang.id.
(Baca: Jokowi Sebut Nadiem Minta Waktu 100 Hari Buat Aplikasi Pendidikan)