Bersaing Ketat, Grab dan Gojek Rilis Menu Eksklusif dan Cloud Kitchen
Persaingan Gojek dan Grab di bidang layanan pesan-antar makanan (food delivery) semakin ketat. Kedua decacorn ini sama-sama meluncurkan layanan yang mirip, yakni menu eksklusif dan restoran berbasis komputasi awan (cloud kitchen).
Gojek meluncurkan program GoFood Exclusive sejak Juli lalu. Setidaknya ada 200 lebih pemegang merek (brand) kuliner yang bergabung ke program ini, dengan 300 hidangan eksklusif di lebih dari 1.000 outlet. Eksklusif yang dimaksud bukan hanya dari sisi menunya, tetapi juga harga.
Senior Marketing Manager GoFood Marsela Renata mengatakan, ada sekitar tujuh juta pengguna yang masuk ke platform GoFood setia harinya. "Pasti ada kenaikan dengan adanya (menu eksklusif) ini," kata dia di Jakarta, Kamis (7/11).
Selain itu, Gojek telah memiliki 10 cloud kitchen dan 30 GoFood Festival. Marsela enggan berkomentar banyak perihal lokasi cloud kitchen. "Tapi salah satunya di Blok M," kata dia.
(Baca: Transaksi Naik 3 Kali Lipat, GrabFood Luncurkan Fitur Menu Eksklusif)
Cloud kitchen merupakan layanan restoran berbasis online yang memungkinkan mitra GoFood hadir di lokasi yang lebih dekat dengan konsumen. Bedanya dengan GoFood Festival, pengguna tidak bisa makan di tempat. Konsumen hanya bisa memesan lewat aplikasi Gojek.
Marsela menjelaskan, perusahaannya mengacu pada data-data yang diperoleh dalam menentukan lokasi cloud kitchen. Sedangkan mitranya dipilih berdasarkan suplai dan demand di kawasan tersebut. Ia mencontohkan, jika permintaan kopi tinggi tetapi penjualnya sedikit, maka mitra yang dipilih merupakan merchant kopi.
Secara keseluruhan, Gojek telah menggaet sekitar 500 ribu mitra penjual di Asia Tenggara. Dengan jumlah menu yanh tersedia mencapai 12 juta. Gojek pun mencatat, setidaknya ada lebih dari 50 juta transaksi GoFood setiap bulannya.
Sebelumnya, Grab juga menggandeng 64 merchant di 11 kota untuk menyediakan 100 menu khusus di GrabFood. Program ini disebut GrabFood Signature.
"Tujuannya untuk menarik lebih banyak pelanggan dengan cara-cara kreatif. Kami yakin (GrabFood Signature) ini dapat mendorong peningkatan penjualan mereka (merchant) yang signifikan," kata Head of GrabFood Demi Yu, beberapa waktu lalu (30/10).
(Baca: Punya GrabKitchen, Grab Tanggapi Rencana Gojek Rambah Cloud Kitchen)
Ia mengatakan, layanan ini akan diperluas secara bertahap. Adapun 11 kota yang sudah menyediakan fitur anyar itu adalah Bali, Bandung, Cirebon, Jakarta, Makassar, Malang, Mataram, Medan, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta.
Demi pun menyebutkan, nilai transaksi (Gross Merchandise Value/GMV) GrabFood secara keseluruhan memang tumbuh tiga kali lipat. Namun di beberapa kota seperti Medan, Surabaya dan Bandung pertumbuhannya mencapai empat kali. Ia berharap layanan baru ini meningkatkan GMV.
Head of Marketing GrabFood and New Businesses Grab Indonesia Ichmeralda Rachman menambahkan, fitur ini memiliki potensi yang besar untuk menumbuhkan kinerja layanan pesan-antar makanan perusahaan. Apalagi, ia mengklaim bahwa perusahaan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial inteligence/AI) untuk menguji tren makanan yang tengah diminati konsumen.
Grab juga memiliki layanan cloud kitchen yang disebut GrabKitchen. Decacorn asal Singapura ini telah memiliki 20 GrabKitchen dan ditarget mencapai 50 pada akhir tahun ini.
Perusahaan penyedia layanan on-demand ini menanggapi positif persaingan dengan Gojek terkait cloud kitchen. “Karena kami yakin kompetisi itu sehat (bagi industri) dan yang kami lakukan intinya yakni kembali lagi untuk mengembangkan Indonesia," kata Head of Marketing GrabFood and New Businesses Grab Indonesia Ichmeralda Rachman, beberapa waktu lalu (30/10).
(Baca: Potensinya Besar, Gojek dan Grab Akan Bersaing di Bisnis Cloud Kitchen)
Laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2019 memperkirakan, GMV sektor berbagi tumpangan (ride hailing) di Indonesia mencapai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 83,8 triliun tahun ini. Salah satu penopangnya adalah pesan-antar makanan.
Gojek dan Grab mengatakan bakal fokus menggarap pesan-antar makanan. “Pasarnya di Indonesia 13 kali lipat. Jadi, food delivery peluangnya besar sekali,” kata Managing Director Google Indonesia Randy Mandrawan Jusuf beberapa waktu lalu (7/10).
Google, Temasek dan Bain memperkirakan, GMV sektor berbagi tumpangan di Tanah Air mencapai US$ 18 miliar pada 2025 atau tumbuh 34% dibanding 2015. “Sektor ini tumbuh enam kali lipat dalam empat tahun terakhir,” kata dia.
Di Asia Tenggara, transaksi di sektor berbagi tumpangan diproyeksi mencapai US$ 12,7 miliar tahun ini. Rinciannya, US$ 5,2 miliar berasal dari pesan-antar makanan dan US$ 7,5 miliar dari transportasi.
Tahun ini, transaksi pesan-antar makanan lebih kecil ketimbang transportasi. Namun, Google, Temasek dan Bain memperkirakan porsi pesan-antar makanan dan transportasi menjadi 50:50 dari total transaksi US$ 40 miliar pada 2025.
(Baca: Google: Potensi Pasar yang Diperebutkan Gojek dan Grab Rp 83,8 Triliun)