Pelaku Bom Menyamar Sopir Ojek Online, Asosiasi Resah Akses Dibatasi
Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia khawatir kasus bom bunuh diri akan membatasi gerak dan akses mitra ojek online ke tempat umum seluruh Indonesia. Kekhawatiran ini karena terduga pelaku bunuh diri bom di Markas Polisi Resort Kota Besar atau Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara pada Rabu (13/11) mengenakan atribut mitra ojek online.
Beberapa kantor kepolisian telah melarang ojek online masuk kawasan mereka. Bahkan Polda Jatim telah melarang ojek online masuk Mapolda Jawa Timur sejak setahun belakangan.
Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia, Igun Wicaksono, menambahkan peristiwa terorisme bom bunuh diri di Medan itu dikhawatirkan menimbulkan stigma negatif masyarakat terhadap sopir ojek online.
(Baca: Grab & Gojek Belum Bisa Pastikan Mitranya Pelaku Bom Bunuh Diri Medan)
"Teman-teman sopir ojek online resah karena nantinya akses dan gerak mereka dibatasi, khususnya ketika datang ke pusat-pusat perbelanjaan atau perkantoran di mana ojek online membeli orderan makanan atau mengantarkan kiriman barang ke perkantoran dan tempat-tempat umum," kata Igun, hari ini.
Igun mengatakan selama ini perusahaan aplikator telah melakukan seleksi dan perekrutan yang sangat ketat terhadap sopir ojek online. Dia menyebutkan telpon seluler ojek online berperan sebagai alat identitas bagi sopir. Perusahaan penyedia jasa transpsortasi online juga dapat mengawasi dan mengetahui posisi sopir melalui GPS.
(Baca: Jokowi Perintahkan Aparat Kejar dan Tangkap Pelaku Teror Bom Medan)
Pelaku Bom Bunuh Diri Menyamar Jadi Sopir Ojek Online
Mabes Polri menyebut pelaku bom bunuh diri di Markas Polisi Resort Kota Besar atau Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara pada Rabu (13/11) merupakan seorang mahasiswa yang menyamar menjadi pengemudi ojek online. Identitas pelaku tersebut diketahui dari hasil investigasi Tim Inafis Polri bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan pelaku bom bunuh diri bernama Rabbial Muslim Nasution (RMN).
"Berusia 24 tahun, lahir di Medan, statusnya pelajar atau mahasiswa," kata Brigjen Dedi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, dikutip dari Antara.
(Baca: Polda Jatim Larang Ojek Online Masuk Mapolda Sejak Bom Surabaya)
Rabbial yang beralamat di Kelurahan Sei Putih Barat, Medan Petisah, Kota Medan, pagi tadi sekitar pukul 08.45 masuk melalui pintu depan Mapolrestabes Medan, kemudian berjalan menuju Kantor Bagian Operasi Polrestabes Medan. Sesaat kemudian, dia meledakkan diri.
Dedi mengatakan hingga kini belum bisa disimpulkan jenis bahan peledak yang digunakan karena aparat kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Ada enam orang menjadi korban luka dalam peristiwa ledakan bom bunuh diri ini, yakni empat polisi, seorang pekerja harian lepas dan seorang warga sipil.
(Baca: Terkait Atribut Pelaku Bom Bunuh Diri, Menhub Panggil Gojek dan Grab)