Inilah Saham-Saham Pilihan Hari ini di Tengah Prediksi Beragam IHSG

Image title
18 November 2019, 07:21
ihsg hari ini, prediksi ihsg, saham pilihan, rekomendasi saham
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Analis memiliki prediksi beragam terkait laju indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Senin (18/11).

Beberapa analis memiliki prediksi yang beragam terkait pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini. Seperti diketahui IHSG selama sepekan kemarin terkoreksi 0,80% ke level 6.128,34 pada Jumat (15/11) dari 6.177.99 pada penutupan pekan sebelumnya.

Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta memprediksi IHSG naik berdasarkan analisa teknikal. "Kami mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat," katanya dalam riset.

Area resistance yang dimaksud oleh Nafan memiliki rentang antara 6.177,66 hingga 6.217,55. Sementara itu area support IHSG memiliki rentang antara 6.086,00 hingga 6.063,99.

Adapun Nafan merekomendasikan beberapa saham yang bisa dipertimbangkan investor di antaranya Adhi Karya (ADHI), Bank CIMB Niaga (BNGA), Ciputra Development (CTRA), Vale Indonesia (INCO), Telkom (TLKM), dan Waskita Karya (WSKT).

(Baca: Beli Bersih Saham oleh Asing Rp 64 Miliar, IHSG Ditutup Naik 0,48%)

Sebaliknya, analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan memprediksi IHSG turun lantaran masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri. "Ketidakpastian global masih akan membayangi pergerakan IHSG," ujar Dennies melalui risetnya.

Dennies menyampaikan, secara teknikal IHSG bakal bergerak turun dengan area support pertama dan kedua memiliki rentang 6.059 hingga 6.020. Sedangkan resistance pertama dan kedua memiliki rentang antara 6.186 hingga 6.142.

Adapun beberapa saham yang dia rekomendasikan di antaranya H.M. Sampoerna (HMSP), Pembangunan Perumahan (PTPP), dan Astra International (ASII).

Sentimen Global Mewarnai IHSG

Sentimen global yang akan mempengaruhi laju IHSG mulai dari ketidakpastian penandatanganan kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok, kebijakan suku bunga bank sentral AS, hingga rencana pemakzulan Presiden AS Donald Trump.

(Baca: Mulai Gelar IPO, Alibaba Lepas Rp 338 Ribu per Saham)

Analis Anugerah Mega Investama, Hans Kwee mengatakan bahwa pelaku pasar masih akan mencerna perkembangan perang dagang AS-Tiongkok. "Semua bisa berubah dengan sangat cepat dari optimis menjadi kekhawatiran di pasar. Pelaku pasar sering kecewa walau sebelumnya berita tentang perundingan dagang positif," ujarnya.

Sementara itu harapan penurunan suku bunga Bank Sentral AS di akhir tahun ini semakin pudar. Pasalnya Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengindikasikan kemungkinan untuk menghentikan pemangkasan suku bunga dalam kesaksiannya di hadapan Kongres AS beberapa hari lalu.

Powell kembali menegaskan bahwa ekonomi AS masih terus tumbuh walau mengalami perlambatan. Sehingga suku bunga diperkirakan tidak akan berubah selama ekonomi terus tumbuh.

Hans menilai, dampak dari penurunan suku bunga beberapa periode terakhir belum dirasakan. Beberapa data ekonomi yang baik membuat peluang penurunan bunga dalam waktu dekat menjadi sangat kecil. "Kita tidak mungkin berharap ada penurunan bunga Bank Sentral AS dalam waktu dekat menyusul baiknya data ekonomi AS," katanya.

(Baca: Elnusa dan PTPP Berebut untuk Akuisisi Anak Usaha Krakatau Steel)

Sedangkan terkait rencana pemakzulan Presiden Trump, Hans memastikan hal tersebut akan menjadi sentimen negatif bagi bursa saham dunia karena akan menciptakan ketidakpastian di AS.

Politisi Partai Demokrat Nancy Pelosi mengatakan bahwa Trump telah mengakui suap dalam skandal Ukraina. Menurut dia Trump telah melakukan pelanggaran yang bisa berujung pada pemakzulannya di bawah Konstitusi AS.

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...