Sasar Milenial, SMF Gandeng Marketplace Jual Efek Beragun Aset Ritel

Image title
18 November 2019, 07:26
PT SMF, investasi millenial, Efek beragunan aset
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Ilustrasi Perumahan. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) akan menggandeng penyedia pasar online alias marketplace dalam menjual Efek Beragunan Aset Surat Partisipasi Ritel atau EBA SP Ritel.

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) akan melebarkan sayap dengan menggandeng penyedia pasar online alias marketplace dalam menjual Efek Beragunan Aset Surat Partisipasi Ritel atau EBA SP Ritel. Langkah ini untuk menyasar investor perorangan dari generasi milenial.

Kepala Divisi Sekuritisasi dan Pembelian KPR SMF, Sid Herdi Kusuma mengatakan sebelumnya pihaknya sudah menggandeng BNI Sekuritas dan BCA Sekuritas dalam penjualan EBA SP Ritel. Dari penjualan EBA SP Ritel lewat marketplace, SMF menargetkan pendanaan senilai Rp 300 miliar dapat diraih.

"Ke depan kami ingin menggandeng marketplace seperti Bukalapak atau Tokopedia," kata Sid dalam acara kumpul bersama media di Yogyakarta akhir pekan lalu.

(Baca: SMF Bakal Dapat Tambahan Modal Rp 2,5 T dari Pemerintah Pada 2020)

Sid menjelaskan instrumen tersebut merupakan hasil dari sekuritisasi aset bank yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Aset tagihan KPR merupakan aset yang tidak likuid. Namun dengan disekuritisasi dan diterbitkan lewat EBA SP menjadi likuid.

Menurut Sid, ada beberapa keuntungan menjadi investor pada instrumen EBA SP Ritel. Berkaca dari penerbitan EBA SP BTN-02, tingkat return bunga per tahun bisa mencapai 8,75%. Selain itu, karena instrumen ini menyasar generasi milenial, harga minimal pembeliannya hanya senilai Rp 100 ribu. 

Saat ini, SMF sudah menggandeng sekitar 250 investor individu yang mayoritas merupakan mahasiswa. Rata-rata, mereka berinvestasi masing-masing Rp 300 ribu. "Memang kecil tapi tidak apa-apa. Yang terpenting ada repeat ke depannya," kata Sid.

Sid menambahkan keuntungan dari pembelian EBA SP Ritel lainnya, yakni sangat likuid dan dapat diperjualbelikan kapan saja. Dia mencontohkan, jika investor tersebut membutuhkan dana, maka SMF siap membeli kembali (buyback) efek tersebut dan dananya bisa cair dalam dua hari.

(Baca: Lima Langkah Memulai Investasi bagi Milenial)

Sid juga menilai investasi ini memiliki risiko yang sangat rendah. Pasalnya, rating dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sudah mendapatkan peringkat idAAA. "Selain itu, risiko terjadinya default kecil karena terbaginya ke banyak tagihan KPR," kata Sid menambahkan.

Perusahaan pelat merah yang berada di bawah Kementerian Keuangan ini sudah menfasilitasi 12 transaksi sekuritisasi hingga akhir 2018 lalu. Nilai akumulasi transaksinya tersebut mencapai Rp 10,15 triliun dan semuanya memiliki peringkat idAAA.

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...