Pasar Tunggu Kebijakan BI dan The Fed, Rupiah Melemah
Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot sore ini, Rabu (20/11) melemah 0,03% ke level Rp 14.094 per dolar AS. Padahal, rupiah sempat dibuka menguat dibanding penutupan kemarin sore Rp 14.091 per dolar AS.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga menempatkan rupiah di posisi Rp 14.097 per dolar AS, melemah 6 poin dibanding kemarin Rp 14.091 per dolar AS.
Direktur Riset Center Of Reform of Economics Pieter Abdullah Redjalam mengatakan, pergerakan rupiah hari ini lebih banyak didorong oleh faktor teknikal. "Sentimen pasarnya hanya wait and see arah kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI)," kata Pieter saat ditemui di Hotel Ashley, Jakarta, Rabu (20/11).
(Baca: AS Melunak Soal Perundingan Dagang, Rupiah Dibuka Menguat)
Besok, BI akan kembali mengumumkan arah kebijakan moneternya. Sementara The Fed, akan mengadakan pertemuan membahas kebijakan moneternya dengan ringkasan proyeksi ekonomi pada 10-11 Desember 2019.
Pieter pun memperkirakan, rupiah pekan ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.000 - 14.100 per dolar AS. Ia menilai, belum ada isu dominan yang membuat rupiah dapat melonjak dari range yang sempit itu pada pekan ini.
Di sisi lain, Pieter menilai, sentimen perang dagang yang masih berlanjut tak terlalu berpengaruh kuat terhadap pergerakan rupiah. "Jadi apapun yang disepakati AS dan Tiongkok belum bisa dipegang. Jadi lebih ke teknikal saja," ujarnya.
(Baca: IHSG Berpotensi Naik, Inilah Saham-Saham Pilihan Hari ini)
Mengutip Bloomberg, indeks dolar AS tercatat naik 0,15% ke level 98.00. Sementara itu, mayoritas mata uang Asia sore ini bergerak melemah terhadap dolar AS.
Won Korea Selatan turun 0,2%, peso Filipina dan rupee India masing-masing 0,17%, yuan Tiongkok 0,14%, ringgit Malaysia 0,13%, dan baht Thailand 0,01%. Adapun yen Jepang turun 0,09%, dolar Hong Kong lesu 0,02%, dan dolar Taiwan melemah satu poin.