Inalum Anggarkan Rp 7 Triliun untuk Ambil Alih 20% Saham Vale
Pejabat Sementara (Pjs) PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Direktur Utama Ogi Prastomiyono menyatakan perusahaannya telah menganggarkan dana sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun untuk divestasi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk.
Ogi menjelaskan perusahaan menargetkan pengambilalihan saham Vale selesai pada Juni 2020. "Mungkin paling lambat sekitar Juni tahun depan, kami sudah anggarkan US$ 500 juta," kata Ogi, di Jakarta, Jumat (22/11).
Menurutnya, ada beberapa proses yang harus dilewati untuk memiliki saham Vale, termasuk melalui perjanjian pokok-pokok kesepakatan (HoA). HoA antara Inalum dan Vale telah ditandatangani pada 11 Oktober 2019 lalu.
(Baca juga: Sepakat Divestasi Saham ke Inalum, Saham Vale Indonesia Melesat 3%)
Tahap selanjutnya, penandatanganan Sales & Purchase Agreement, serta Offtake agreement untuk pembelian dan penjualan jangka panjang.
Sebelumnya, mantan Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menyebut nilai valuasi saham Vale tidak mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,17 triliun. Dengan proyeksi tersebut, Budi menyatakan pihaknya sanggup mengambil alih 20% saham divestasi Vale Indonesia.
Budi mengatakan melalui kepemilikan 20% saham Vale Indonesia dan 65% saham Antam, Inalum memiliki akses terhadap salah satu cadangan dan sumber daya nikel terbesar dan terbaik di dunia.
"Ke depan, akses ini akan strategis mengamankan pasokan bahan baku industri hilir berbasis nikel, baik stainless steel hingga baterai kendaraan listrik," kata Budi kepada Katadata.co.id, Senin (14/11).
Divestasi 20% saham Vale Indonesia meruapakan kewajiban dari amandemen kontrak (KK) pada 2014 antara Vale Indonesia dan pemerintah yang harus dilakukan setelah amandemen tersebut. KK PTVI berakhir pada 2025 dan dapat diperpanjang menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sesuai peraturan perundang-undangan.
Saat ini, pemegang saham Vale Indonesia terdiri dari VCL sebesar 58,73%, SMM sebesar 20,09%, dan publik sebesar 20,49%.
(Baca juga: Laba Vale di Sembilan Bulan Pertama 2019 Anjlok 99,71%)