Harga Minyak Akhirnya Turun dari Level Tertinggi dalam 2 Bulan
Harga minyak mentah dunia turun dari level tertinggi dalam dua bulan pada perdagangan Sabtu (23/11) waktu Indonesia. Penurunan dipicu kekhawatiran negosiasi dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok tak berjalan mulus, sehingga berdampak pada pengurangan produksi negara-negara produsen minyak (OPEC+).
Mengutip Reuters, harga minyak jenis Brent turun US$ 58 sen menjadi US$ 63,39 per barel, setelah menyentuh tertinggi di level US$ 64,27 di awal sesi. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 65 sen menjadi US $ 57,93 per barel.
“Situasi AS-Tiongkok tidak terlihat sangat positif, sehingga mengambil beberapa reli (penurunan harga minyak) sepanjang pekan ini,” kata John Kilduff, seorang mitra Again Capital Management di New York.
(Baca: AS-Tiongkok Urung Sepakat, Harga Minyak Kembali Tersungkur)
Ketidakpastian negosiasi AS dan Tiongkok untuk mencapai kesepakatan dagang, akan meningkatkan beberapa tekanan pada ekonomi global dan menekan harga minyak. Presiden Tiongkok Xi Jinping mengaku ingin sepakat dengan AS dan berusaha menghindari perang dagang. Meski begitu, pihaknya tak gentar untuk membalas aksi AS jika perlu.
Tiongkok telah mengundang perunding perdagangan AS untuk putaran baru pembicaraan tatap muka di Beijing. Hal ini sebagai upaya untuk terus melakukan kesepakatan terbatas. Wall Street Journal melaporkan pada Kamis (21/11), mengutip sumber yang tidak dikenal.
Harga minyak mengalami penguatan sejak akhir September pada Kamis setelah Reuters melaporkan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia kemungkinan akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak selama tiga bulan hingga pertengahan 2020, ketika mereka menggelar pertemuan pada 5-6 Desember mendatang.