Korsel Investasi Jumbo, BKPM Optimistis Target Tahun ini Tercapai
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim bahwa Pemerintah telah mendapatkan komitmen investasi sebesar US$ 5,7 miliar atau setara Rp 80 triliun usai berkunjung ke Korea Selatan. Nilai investasi tersebut paling besar disumbangkan oleh Hyundai dan Lotte Corporation.
"Yang baru dari Hyundai. Tapi akan ada realisasi Lotte Perokimia di Cilegon, Banten, itu investasinya US$ 3,5 miliar tapi kemudian naik menjadi US$ 4,2 miliar," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Jakarta, Senin (2/12).
Dia menambahkan, realisasi investasi Lotte Corporation akan dilakukan pada bulan Januari - Februari 2019. Sementara, Hyundai Motor akan merealisasikan investasi sebesar US$ 1,55 miliar yang akan dilakukan dalam dua tahap.
(Baca: Pabrik Baru Hyundai Rp21,8 Triliun di RI Bisa Serap 5.000 Tenaga Kerja)
Tahap I 2019-2021 Hyundai akan fokus membangun pabrik pembuatan mobil di Bekasi, Jawa Barat dan akan mengekspor setidaknya 50% dari total produksi. Sedangkan pada tahap II, Hyundai akan fokus pada pengembangan pabrik mobil listrik, pabrik transmisi, penelitian dan pengembangan (R&D), pusat pelatihan, dan mengekspor 70% produksinya.
Sebelumnya, perusahaan baja asal Korsel juga menyatakan akan berinvestasi di Indonesia. Pohang Iron and Steel Company (Posco) berencana berinvestasi sebesar US$ 3 miliar atau sektar Rp 42 triliun, untuk meningkatkan kapasitas pabrik baja milik Krakatau Steel di Cilegon, Banten.
Dengan besarnya realisasi investasi, Bahlil optimistis target investasi yang diberikan pemerintah kepada BKPM tahun ini dapat tercapai. Pemerintah menargetkan investasi yang masuk sebesar Rp 790 triliun. Meski demikian, dia belum bisa mengumumkan berapa realisasi investasi hingga akhir November. "Akan kami sampaikan di akhir Desember," kata dia.
(Baca: Perundingan Kerja Sama Ekonomi Rampung, RI Perluas Pasar ke Korsel)
Sebelumnya, BKPM mencatat realisasi investasi langsung pada kuartal III 2019 mencapai Rp 205,7 triliun , naik 18,4% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 173,8 triliun. Realisasi Penanaman modal dalam negeri (PMDN) naik 18,9% menjadi Rp 100,7 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA) naik 17,8% menjadi Rp 105 triliun.
Dengan capaian kuartal III 2019, total realisasi investasi dalam sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp 601,3 triliun, naik 12,3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Total investasi PMDN mencapai Rp 317,8 triliun, sedangkan PMA mencapai Rp 317,8 triliun.
"Capaian investasi masih sesuai dengan target kami akhir tahun Rp 792 triliun. Saat ini sudah mencapai 75,9% dari target, masih ada Rp 192 triliun untuk direalisasikan kurun waktu dua bulan ini. Kami optimis tercapai meski ekonomi global belum menggembirakan," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis akhir Oktober lalu.
(Baca: Bertemu 10 CEO Perusahaan Korsel, Jokowi Janji Permudah Investasi)