BTN Sekuritisasi KPR Rp 2 Triliun untuk Tambah Modal, Bukopin Menyusul

Image title
4 Desember 2019, 12:09
BTN, Sekuritisasi Aset, Sekuritisasi KPR, Bukopin

Bank Tabungan Negara (BTN) melakukan sekuritisasi aset kredit pemilikan rumah (KPR) dengan merilis Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP) senilai Rp 2 triliun. Dana hasil penerbitan efek tersebut akan digunakan untuk meningkatkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR).

Sekuritisasi aset adalah pengkonversian aset keuangan yang kurang likuid menjadi efek yang lebih likuid dan dapat diperjualbelikan. Dalam sekuritisasi KPR kali ini, BTN menjual putus tagihan KPR dengan kualitas baik yang membuat pendanaan yang diraup lewat aksi korporasi ini tidak perlu dikembalikan.

(Baca: Pangkas Biaya Dana, BTN Kejar Laba Bersih Rp 3 Triliun pada 2020)

Direktur Finance, Planning, & Treasury BTN Nixon Napitupulu mengatakan, pihaknya perlu menjaga CAR untuk mendukung pembangunan sejuta rumah tahun depan. "Dengan EBA-SP, kami dapat meningkatkan CAR kami sekitar 0,08%," ujarnya ketika pencatatan efek sekuritisasi itu di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (4/12).

Dengan CAR yang membaik, BTN bisa lebih leluasa melakukan ekspansi kredit perumahan rakyat yang selama ini menjadi bisnis utamanya.

EBA-SP tersebut terdiri dari kelas A, kelas M, dan kelas B. Kelas A ditawarkan melalui penawaran umum terdiri dari seri A1 dan A2. Kelas A seri A1 dengan tenor rata-rata tertimbang jatuh tempo tiga tahun ditawarkan dengan nominal Rp 574 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50% per tahun.

Kemudian, kelas A seri A2 dengan tenor lima tahun ditawarkan dengan nominal Rp 1,14 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,75%. Sedangkan kelas M dan kelas B dengan total nominal Rp 284 miliar ditawarkan melalui penawaran terbatas.

(Baca: Antisipasi Likuiditas Ketat, Bank Mandiri Buka Opsi Terbitkan Obligasi)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...