Bulog Makin Komersial, Pengamat Khawatir Ganggu Stabilitas Harga Beras
Pengamat mengkhawatirkan pengendalian harga beras yang dilakukan Perum Bulog terganggu jika terlalu fokus pada fungsi komersil. Bulog akan memperbesar fungsi komersilnya guna menutup utang Rp 28 triliun.
Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan Bulog masih punya tugas menstabilkan harga pangan, khususnya beras. Apalagi menurutnya peran Bulog untuk stabilisasi harga sudah berkurang sejak ada penggantian program beras sejahtera (Rastra) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Kalau Bulog didorong komersil perlu dipertanyakan bagaimana andil negara ketika ada gejolak harga," kata Khudori kepada katadata.co.id, Rabu (4/12).
(Baca: Jokowi Perintahkan Mentan dan Bulog Benahi Manajemen Cadangan Beras)
Sebelumnya Dirut Bulog Budi Waseso mengatakan siap memperbesar penjualan beras secara komersil dari 20% menjadi 50% untuk menutupi utang. Budi mengatakan porsi penjualan komersial 20% belum dapat menutup beban bunga kredit Bulog.
Khudori menyarankan untuk membantu Bulog, maka pemerintah dapat memperbesar peran perusahaan pelat merah itu dalam penyaluran BPNT.