Rupiah Menguat Tipis Dipicu Komentar Trump Soal Negosiasi Dagang

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada pembukaan pasar pagi ini, Kamis (5/12) sebesar 0,04% ke level Rp 14.110 per dolar AS. Penguatan rupiah salah satunya dipicu oleh komentar positif Trump terkait negosiasi dagang AS dan Tiongkok.
Penguatan nilai tukar juga dialami mayoritas mata uang Asia. Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,02%, dolar Taiwan 0,01%, won Korea Selatan 0,39% serta peso Filipina 0,04%. Kemudian, rupee India naik 0,22%, yuan Tiongkok 0,16%, dan ringgit Malaysia 0,05%.
Hanya baht Thailand yang melemah 0,02%. Sementara dolar Hong Kong dan Singapura tak mengalami pergerakan pagi ini.
(Baca: Tensi Perang Dagang Meningkat, Rupiah Melemah ke 14.120 per Dolar AS)
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah berpeluang menguat tipis di rentang Rp 14.080 - Rp 14.125 per dolar AS. "Rupiah menguat akibat dolar AS yang melemah," kata Ibrahim kepada katadata.co.id, Kamis (5/12).
Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turun 0,06% di level 97.58. Menurut Ibrahim, mata uang Negeri Paman Sam melemah akibat Presiden AS Donald Trump menyarankan agar kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok ditunda sampai Pemilu AS pada November 2020.
(Baca: Trump Sebut Kesepakatan Dagang Berpotensi Tertunda hingga Pilpres AS)
Hal ini bertentangan dengan yang dikatakan penasihat seniornya Kellyanne Conway yang menyebut bahwa kesepakatan itu bisa datang pada akhir tahun.
Namun, Trump pada Rabu (4/12) menyatakan bahwa pembicaraan perdagangan dengan Tiongkok berjalan "sangat baik" memberi sinyal lebih positif terkait kesepakatan dagang dibanding pernyataan sebelumnya.
Adapun sepanjang pekan ini, komentar Trump kerap memunculkan kekhawatiran besar terhadap pelaku pasar. Pasalnya, Trump berencana mengenakan tarif ke Brasil, Argentina, hingga Perancis, sehingga banyak pihak khawatir, perang dagang meluas ke kawasan tersebut.