Museum Munir akan Dibangun, Tapi Misteri Kematiannya Belum Terungkap

Sorta Tobing
10 Desember 2019, 06:30
museum munir, kasus kematian munir, misteri kematian munir
(ANTARA/Vicki Febrianto)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) pada saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan Museum Hak Asasi Manusia (HAM) Munir, di Kelurahan Sisir, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (8/12).

Museum HAM Munir akan dibangun di Kota Batu, Jawa Timur. Pemerintah provinsi akan menggelontorkan dana Rp 10 miliar untuk mengenang penggiat hak asasi manusia itu, Munir Said Thalib.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan peletakan batu pertamanya pada Minggu lalu (8/12). "Dari awal saya berharap museum ini akan menjadi destinasi wisata, supaya orang juga mendapatkan pencerahan secara kualitatif saat berkunjung ke Batu," katanya seperti dikutip Antara.

Jumlah kunjungan wisatawan di kota itu merupakan yang tertinggi di Jawa Timur. Pada 2018, jumlahnya mencapai 6,5 juta orang, baik turis asing dan domestik.

Khofifah mengatakan, pembangunan museum HAM itu merupakan bentuk komitmen bersama dalam membangun kebersamaan, melindungi dan menjaga hak asasi manusia di Indonesia. “Hal tersebut merupakan prinsip universal kemanusiaan yang harus terus kita diseminasikan,” ucap Khofifah.

Pembangunan museum ini diperkirakan memakan waktu dua tahun. Pemerintah provinsi akan mengeluarkan dana Rp 5 miliar untuk tahun depan. Lalu, sisanya dianggarkan pada 2021.

Desain bangunannya dirancang oleh arsitek Achmad Tardiayana. Konsepnya adalah mengontraskan kesan gelap dan terang. Yang gelap menampung galeri pelanggaran HAM. Sementara yang terang akan menjadi ruang kontemplasi perjuangan penegakan hak asasi manusia.

(Baca: Ombudsman Minta Setneg Kooperatif Usut Hilangnya Berkas TPF Munir)

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Taufan Damanik mengatakan pembangunan museum ini bisa menandai tekad Indonesia untuk penegakan hukum dan HAM. Upaya ini perlu dilakukan untuk memberikan keadilan bagi para korban dan keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia.

Hal senada juga dikatakan Pengurus Yayasan Omah Munir Andi Achdian. Menurut dia, pembangunan museum bukan hanya sekadar fisik semata, tapi juga memperkuat komitmen bersama menjalankan nilai HAM.

Ia berharap museum yang dibangun di atas lahan seluas 2.200 meter persegi milik Pemerintah Kota Batu tersebut tak hanya menyimpan artefak saja. Museum yang nantinya dikelola oleh Yayasan Omah Munir itu akan menjadi pengingat generasi muda terkait perjalanan HAM di Indonesia.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...